Lanjutnya, "tapi Bapak tahu itu hanya iming-iming saja. Ibumu sungguh keras kepala, ia tak takut jatuh ke lubang yang sama seperti peristiwa Abangmu. Jika kamu masih berpikir Ibumu adalah sosok yang baik karena memperjuangkan kemerdekaan hingga mengorbankan anaknya, kamu sama saja seperti Ibumu. Bapak ikhlas, tulus mendukung kamu, kalau lagi Bapak harus mati melindungimu. Tapi Bapak harap cara kamu lebih dari cara Ibu."
*Cerpen ini adalah cerpen sejarah fiksi, yang mengambil latar belakang zaman kependudukan Jepang di Indonesia.Â
Ditulis untuk tugas mata pelajaran Sejarah.
*Mardiyem -yang digambarkan sebagai teman main Mirah- adalah salah satu korban kekejaman tentara Jepang.Â
Terima Kasih untuk membaca!
Gambar diambil dari www.pinal-news.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H