"Oh ya? Anak pemalas kayak kamu memang gak akan sadar diri."
Vita sakit hati. "Kamu yang gak peka lingkungan!"
"Kamu bahkan gak tahu mau jadi apa setelah lulus." Jodi tak menggubris. "Urusanmu cuma fesyen dan drakor! Aku gak akan heran kalau kamu gak akan lulus!"
Itu kata-kata terakhir yang didengar Vita karena dia lari setelah itu. Setelah dipikir-pikir, Jodi tahu betapa jahat kata-katanya. Dia mencoba mengontak Vita, tetapi selalu gagal. Dia meninggalkan pesan, tetapi tak pernah dibaca. Dia mencoba bicara di sekolah, tetapi Vita tak acuh.
Akhirnya Jodi menyerah karena ujian akhir tahun memaksanya untuk fokus belajar. Vita yang masih kelas dua juga sibuk dengan urusannya sendiri. Dia masih kelihatan seperti biasa, masih sering lupa membuat PR, dan tetap membuka majalah fesyen kesukaannya.
Akhir tahun ajaran pun datang. Hari terakhir di sekolah, Jodi menarik paksa Vita. Meski meronta, Jodi tetap menyeretnya ke taman. Pohon bugenvil yang sering digambar Jodi masih berdiri di sana. Kali ini sedang bersemi. Rimbun dengan mekar bunganya.
"Mau apa, sih? Lepaskan!"Â
Dan kali ini perintah itu dilakukan Jodi. Dia melepas lengan Vita. Mereka saling tatap untuk beberapa saat.Â
"Aku ... minta maaf." Jodi buka suara.
Vita membuang muka.Â
"Dan selamat tinggal."