Kini semuanya duduk berhadapan. Ibu Damar berdehem sambil menatap tajam pada calon menantunya. "Hesti."
"Hastin, Tante." Gadis agak sawo itu menjawab tenang.
"Kamu yang mempengaruhi Damar supaya tidak kuliah kedokteran?"
"Ma," desis Damar.
"Saya baru kenal Damar dari kuliah."
"Sebenarnya apa maunya kamu?"
"Ma ...."
"Maksud Tante?"
"Kamu menginginkan uang?"
"Keluarga kami---"
Ibu Damar memberi tanda diam ketika ayah Hastin mau bicara. Namun, matanya tidak lepas dari Hastin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!