Hari minggu itu, suasana sepi. Bapak, Mama, Arthur dan Robin tidak merencanakan kemana-mana. Menunggu situasi mereda. Siapa tahu ada netizen iseng mengenali mereka di mall Bintaro Exchange dan mulai berisik.
"DING DONG" bell pintu depan berbunyi
"Assalamu'alaikum"
"Walaikum salam" Mama menjawab
"Apakah benar ini rumah Arthur dan Robin?" tanya seorang wanita, yang dari dandanannya tampak seorang sosialita.
Hati Mama sudah gundah. Siapakah orang ini gerangan? Apakah ini wartawan usil yang ingin mengulik-ulik kisah anak-anak saya? Apakah ini netizen iseng yang sedang ingin membuat konten? Ataukah Youtuber yang ingin membuat prank?
"Perkenalkan, saya agennya mas Pandji."
Wanita itu kemudian bercerita bahwa dia melihat berita yang sedang viral di media sosial. Katanya, mas Pandji khawatir juga dengan kesehatan mental Arthur dan Robin. Karena mas Pandji sendiri punya anak seusia remaja. Dia paham perjuangan anak-anak remaja untuk mencari jati dirinya.
"Jadi mas Pandji ingin mengundang dik Arthur dan dik Robin untuk hadir di podcastnya. Tenang saja, ini mas Pandji yang asli. Kalau tidak percaya, lihat saja yang sedang menunggu diluar." kata wanita itu.
Arthur, Robin dan Mama penasaran. Diluar sudah menunggu Pandji. Beneran Pandji. Yang tingginya 180 cm dan senyumnya manis-manis nakal.
Mulut Arthur dan Robin menganga tidak percaya. Dan tidak lupa Arthur langsung mengeluarkan handphonenya "Mas Pandji, boleh minta foto bertiga?"