Â
Sehari sebelum keberangkatan...
Â
Exited... Says Hello, Tanggamus.
Â
Perjalanan kami ke lampung menempuh perjalanan darat, dengan begitu akan lebih banyak pemandangan dan cerita yang bisa dinikmati selama perjalanan. Menempuh waktu kurang lebih 10 jam, sedikit lebih lama dari perkiraan, sebab kapal yang kami tumpangi sempat antri terombang-ambing di laut untuk sampai ke pelabuhan. Kami sampai di hotel agak malam, lelah, dan tidur.
Ketika sampai pada hari keberangkatan ke perkebunan kopi, saya berusaha untuk membuka mata, sekedar lebih banyak melihat dan sedikit tidur selama perjalanan, upaya membangun tanggung jawab untuk menceritakan kembali apa yang telah saya lihat dan apa saja pengalaman yang didapat hari ini. Dari lampung kota kita banyak menemui lambang siger, yang menandakan ciri khas kota lampung, siger merupakan perlambang saling menghormati, tak terasa mobil kami telah menuju ke daerah kecamatan Pesawaran-kabupaten Tanggamus, daerah yang melewati hijaunya alam dan indahnya perbukitan, walaupun di beberapa tempat tampak cerukan tanah di bukit-bukit ulah kuasa pertambangan, di kiri-kanan halaman rumah mereka banyak ditanami pohon coklat, sebagian halaman lagi untuk menjemur biji kopi.Â
Di sana, kami disambut hangat oleh mas Lukman dan mas Yudi salah satu Agronomis serta mbak Tika dan mbak Linda dari UGM. Mereka adalah Pejantan Agronomis dan srikandi-srikandi kopi yang berkompeten menjelaskan tentang budidaya kopi. Di kebun percontohan ada 1100 pohon kopi dengan 5 jenis klon. Kopi robusta ini adalah turunan dari cofea caneophora. Kopi robusta sangat cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Dengan budidaya intensif akan mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Agar berbuah dengan baik, tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan. Tanaman kopi robusta menghendaki tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman ini 5,5-6,5. Kopi robusta dianjurkan dibudidayakan dibawah naungan pohon lain. Ulas mas Lukman dengan lancar dan ramah.
Â