Pagi itu aku terbangun
Di tempat tidurku aku duduk
Mengumpulkan nyawa yang mungkin semalaman berjalan-jalan
Kembali merenungi diri, untuk apa bangun lagi jika tidak ada hasil yang didapat hari ini
Kata orang ini sudah nasib, namun aku bilang nasib bisa dirubah
Mereka menertawakanku, seakan mereka tidak percaya kata-kataku barusan
Mereka membuat jempol yang mengarah kebawah dan ditujukan padaku
Aku sedikit tersenyum, namun siapa sangka mata ini tidak bisa berbohong
Aku menangis, dengan keras hatiku berkata jangan menangis, malu.
Hidungku sumbat seperti sungai yang banyak sampah yang menyebabkan banjir hingus
Kembali kutarik selimut lusuhku, tak berani menghadapi dunia
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!