Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nyanyian Masa Lalu

10 Maret 2020   06:00 Diperbarui: 10 Maret 2020   06:55 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: www.cbhs.com.au

Sebuah kenangan pahit yang menyesakkan dada, harus kulipat di dalam kepala. Lalu aku memahatkannya pada setiap perahu bambu yang kubuat. Tak seorang pun bisa melumat pedihku.

Aku tidak ingin hadiah, terlebih yang ditukar dengan kisah pilu masa lalu.

Dan sejak saat itu, di mana aku menggungurkan hatinya yang berbunga, tak lagi kudapati aroma rose, senyum juga binar matanya. Mika pergi, meninggalkan rindu tak bertepi, yang menjejalkan kepahitan baru dalam dadaku.

Mumpung padang rembulane, mumpung jembar kalangane, sun suraka surak hiyo!

---

Catatan:
Lir Ilir: lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah
Muspra: sia-sia
Arti lirik lagu Lir Ilir bisa dibaca di sini

Sebuah cerpen untuk turut merayakan Hari Musik Nasional dari Tim Kecambah: Lilik Fatimah Azzahra, Ikrom Zain, DesoL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun