Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintai Dia untukku

27 November 2018   15:01 Diperbarui: 1 Desember 2018   09:15 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekasihku! Senyumnya merekah. Aluna meraih ponselnya.

Kau adalah seekor kupu-kupu, Aluna. Terbanglah, tinggalkan rumah Ibu.

Aluna yakin kekasihnya menjelma kata-kata yang setiap malam menyelimutinya dengan puisi yang setiap lariknya diberkati para dewa.

Aku adalah seekor kupu-kupu. Aku adalah seekor kupu-kupu. Aluna merapal.

Brak!

"Aluna cepat ganti pakaianmu!"

Aluna terkesiap. Ia kembali merapatkan tubuhnya pada dinding kamar, tepat di bawah jendela yang terbuka. Perlahan tubuhnya menjauh, meninggalkan rumah Ibu.

--bersambung---


Cerita Selanjutnya:

Mim Yudiarto -- Kupu-kupu Bersayap Belati(menyambung Kupu-kupu di Sudut Kota)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun