Kekasihku! Senyumnya merekah. Aluna meraih ponselnya.
Kau adalah seekor kupu-kupu, Aluna. Terbanglah, tinggalkan rumah Ibu.
Aluna yakin kekasihnya menjelma kata-kata yang setiap malam menyelimutinya dengan puisi yang setiap lariknya diberkati para dewa.
Aku adalah seekor kupu-kupu. Aku adalah seekor kupu-kupu. Aluna merapal.
Brak!
"Aluna cepat ganti pakaianmu!"
Aluna terkesiap. Ia kembali merapatkan tubuhnya pada dinding kamar, tepat di bawah jendela yang terbuka. Perlahan tubuhnya menjauh, meninggalkan rumah Ibu.
--bersambung---
Cerita Selanjutnya:
- DesoL -- Cintai Dia untukku
- Lilik Fatimah Azzahra -- Kupu-kupu di Sudut Kota
- Megaskp -- Aku Aluna, Bukan Pembunuh!
- Putri Apriani -- Malam yang Tak Terlupakan
- Pical Efron -- Lelaki dari Masa Lalu
- Tutut Setyorinie -- Dendam yang Belum Usai
Mim Yudiarto -- Kupu-kupu Bersayap Belati(menyambung Kupu-kupu di Sudut Kota)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!