Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mencintai Kamu, Meracuni Aku

22 November 2016   21:05 Diperbarui: 23 November 2016   03:01 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Perempuan?”

“Ya, semacam itu.”

“Cantik?”

“Rambutnya tergerai dan berayun menyerupai ombak. Bibirnya semerah senja.”

“Anda jatuh cinta?”

“Aku tidak butuh pertanyaan, Tuan. Aku butuh obatnya sekarang!”

Dan aku telah menampar seorang dokter. Kedua suster menarik lenganku. Aku mendengar salah satu di antara mereka berteriak, “Dia mengamuk, Dokter! Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Selebihnya aku lupa.

Saat membuka mata, aku telah berada di dermaga. Bagaimana bisa? Hanya dokter dan para susternya yang tahu.

***
Sebelum semua itu terjadi, aku ingin bertemu denganmu sekali lagi...

Aku melipatnya mirip pesawat. Sewaktu kanak-kanak, seseorang memberitahukan rahasianya padaku, “Jika mimpimu ingin terkabul, terbangkanlah!” Ia juga yang pertama kali mengajariku membuat pesawat kertas. Aku sempat meniru apa yang ia tuliskan pada badan pesawat kertas itu. Cinta.

Terbang. Aku meniupnya. Berlari. Aku mengejarnya. Kemudian pesawatku jatuh di atas kerumuman orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun