Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Hati Perempuan

30 Juli 2016   21:22 Diperbarui: 31 Juli 2016   10:56 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendiamkannya.

“Atau karena aku tak bisa memberimu anak?”

Kata-kata itu hampir membuatku muntah. Perutku penuh dengan penyesalan-penyesalannya.

“Sampai kapan kau berhenti menghukum dirimu sendiri!”

“Sampai kau menceraikanku.”

“Kau pikir kakimu yang lumpuh itu bisa digantikan oleh laki-laki yang pandai rangkai cerita? Kau pikir tangismu itu lebih merdu dibanding permainan pianonya? Kau pikir buku-buku itu bisa menghamiliku? Tidak, mas! Tidak! Kau telah melakukan kesalahan yang besar!”

“Apa yang kau mau dariku? Kau ingin aku mati?”

“Dengan memaksakan diri untuk menjadi orang lain, kau telah membunuhku secara perlahan. Dan kau tak pernah mengerti itu.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun