“Ibumu tak mau meninggalkan rumah. Ia terus bertahan di sana. Seorang petugas memaksanya pergi, tapi kalah oleh ocehan ibumu, sehingga salah satu rekannya menyeret Ibumu keluar.”
“Apa mereka memukul Ibuku?”
“Tidak. Ketika rumahmu mulai dirobohkan, Ibumu berlari masuk ke dalam rumah. Ia tertimpa kayu-kayu, untung Ibumu selamat.”
Aku menyadari bahwa orang-orang kecil tidak cukup kuat untuk bersuara. Sekeras apapun mereka berteriak, sekuat-kuatnya ibuku mempertahankan rumahnya, tetap saja terkalahkan.
Entah kemana kami akan tinggal nanti. Yang aku tahu, Ibu masih enggan meninggalkan kenangannya tentang Bapak juga adikku di tempat ini. Tak ada lagi ruangan berukuran 4 x 4 meter. Tak ada lagi kardus dan botol-botol plastik bekas yang memenuhi rumah kami. Yang tersisa hanyalah setengah karung pada bahuku.
Aku berjalan mendekati para petugas itu, membuka karung, dan melempari mereka dengan botol-botol plastik.
“Dasar kalian lebih bau dari sampah!”
-oOo-
*Karya ini diikutsertakan dalam event Bulan Kemanusiaan RTC
![pic: logo RTC](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/27/rtc-57986a896f7a610813d120cf.jpg?t=o&v=555)