Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pencuri Takdir

29 Maret 2016   15:09 Diperbarui: 29 Maret 2016   22:52 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ibu, apakah aku akan mati?”

“Tidak akan ada yang bisa membawamu pergi dari ibumu ini, Nak.”

Aku menutup pintu belakang, menuju perkebunan. Langkahku diiringi kokokan ayam jantan. Hanya sebatang singkong saja, mungkin tak akan memperberat timbangan dosaku. Tetiba aku teringat akan niat lelaki biadab itu sewaktu mencuri. Mungkin dia sedang melakukannya untuk anaknya malam itu. Dan terkait perlakuannya padaku…ah, lupakan!

Kunyalakan api pada sebatang kayu. Kumasukkan tiga potong singkong ke dalam air mendidih. Anakku suka memakannya bersama dengan kuah bercampur gula merah dan aku memilih menghabiskan bagian keraknya saja. Tidak kalah enak, kok.

“Nak, bagunlah. Singkongmu sudah matang.”

Anakku mengangat tubuhnya perlahan dan memperhatikan semangkuk singkong rebus kesukaannya.

“Ibu, aku tidak mau memakan singkong itu. Aku ingin makan daging seperti anak-anak yang lainnya.”

“Besok akan ibu bawakan daging untukmu, Nak. Ibu akan membuat banyak jamu dan menjualnya agar bisa membeli daging.”

“Kapan ibu bisa berhenti berbohong?”

Aku masih ingat setiap permintaan anakku. Hanya daging yang selalu ia rengekkan. Tapi bagaimana lagi? Aku belum mampu untuk membelinya.

Hatiku sedikit lega setelah berhasil membujuknya untuk melahap singkong rebus itu. Anakku kembali mengistirahatkan tubuhnya dengan membiarkan sudut matanya yang berair. Dan hatiku ini kembali tersayat. Perih sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun