Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Tartaros

4 Agustus 2015   11:04 Diperbarui: 4 Agustus 2015   11:04 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ros, izinkan aku memelukmu.”

Jangan mendekat! Kuperingatkan sekali lagi! Jangan mendekat!

“Maafkan aku, Ros…”

Kubiarkan Sheol meregang nyawa dalam pelukku. Pisau apel yang terloloskan, merobek jantungnya. Aku telah berhasil memulangkannya pada neraka. Cukup lama kubiarkan darahnya mengalir deras pada tubuhku. Aroma wangi neraka membuatku bahagia.

Sepuluh tahun silam, Sheol membawa kegelapan dalam hidupku. Bisik-bisik manja dari bibir berbisanya membuat Pikros –suamiku, menelannya. Aku dimadu. Pahit. Lebih pahit dari pada saat aku ditinggalkan pacarku sewaktu muda.

Sheol menelan Pikros dalam api keserakahan. Pertengkaran yang kudengar, berakhir dengan sebuah tusukkan pada tubuh Pikros. Aku hanya ingin melalukan maut darinya. Kucabut pisau yang ternyata membawaku dalam kekelaman.

***

“Seharusnya napasmu masih panjang di sini.”

Aku divonis penjara seumur hidup atas kematian suamiku. Kini, tak berlaku lagi.

“Ros, apa permintaan terakhirmu?”

Permintaanku telah Tuhan penuhi. Sheol telah mati. Tapi apa salahnya jika aku memintanya untuk kedua kali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun