Mohon tunggu...
Desinta Dewi
Desinta Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswI jurusan teknik mesin

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Bumi" bukan "Harry Potter" Indonesia

21 Februari 2018   19:53 Diperbarui: 22 Februari 2018   06:54 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Bumi memiliki kisah yang sangat seru, tak terbayangkan, dan membuat kita bertanya-tanya di setiap akhir episodenya. Mulai dari Ali yang penasaran dengan Raib, trafo listrik meledak yang berujung pertarungan mendadak di aula, petualangan menegangkan di Klan Bulan, serta peristiwa mengejutkan lainnya yang datang silih berganti. Berikut ini adalah beberapa kalimat penutup episode yang membuat pembaca akan penasaran akan hal mengejutkan yang terjadi selanjutnya.

     "Aku sama sekali belum menyadari, justru gara-gara jerawat batu inilah terjadi sesuatu yang mencengangkan beberapa jam ke depan." (hlm.61)

     "Dan besok pagi-pagi, aku bahkan tidak menduga, sesuatu yang lebih serius telah menungguku." (hlm.114)

Secara keseluruhan, kisah novel Bumi ini berjalan maju ke depan dengan sesekali muncul kenangan yang terlintas di pikiran Raib. Entah kenangan masa kecilnya, kenangan bahagia, ataupun kejadian sebelumnya yang membingungkan Raib.

     "Dulu waktu usiaku masih empat-lima tahun, setiap kali hujan aku selalu memaksa bermain di halaman." (hlm.13)

     "Masih enam tahun lalu, saat usiaku Sembilan tahun." (hlm.35)

Walaupun terkadang terselip kenangan tersebut, pembaca tidak akan bingung memahami jalan cerita novel ini karena Tere Liye mengemas seluruh cerita itu dengan rapi, mudah dimengerti, dan tidak membosankan.

Tak hanya itu, tempat-tempat yang ditampilkan dalam novel ini juga mengundang imajinasi pembaca. Empat kehidupan dalam satu tempat, itulah latar utama dalam cerita ini. Tetapi dalam novel Bumi, baru ditampilkan kehidupan di Klan Bumi dan Klan Bulan saja. Kehidupan di klan Bumi digambarkan seperti bumi pada umumnya dan kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan Klan Bulan adalah tempat dengan teknologi dan peradaban manusia yang lebih maju dibandingkan Klan Bumi. Dari rumah balon jauh di atas tanah, kamar mandi udara, kapsul kereta, hingga lorong berpindah. Penduduk Klan Bulan tidak tinggal di permukaan tanah, melainkan jauh di atas tanah dan juga jauh di bawah tanah. Mereka beranggapan bahwa dengan begitu, alam akan tetap terjaga. Itulah sebabnya ukuran hewan dan tumbuhan di sana lebih besar dibanding dengan yang ada di klan Bumi.

     "Pun bangunan yang kami naiki, ini bukan rumah, bukan apartemen seperti kebanyakan. Bentuknya seperti balon besar dari beton, dengan tiang. Di sekitar kami, ribuan bangunan serupa terlihat memenuhi seluruh lembah, persis seperti melihat ribuan bulan sedang mengambang di udara." (hlm.171)

     "Belum pernah aku menyaksikan pohon setinggi dan sebesar ini. Burung-burung berukuran besar juga beterbangan di atas kepala, sayapnya terentang lebar, berwarna-warni indah." dilanjut dengan "Sepertinya tumbuhan di dunia ini memang tumbuh dengan ukuran raksasa." (hlm.226)

Beberapa keturunan Klan Bulan bahkan memiliki kekuatan istimewa yang tidak dipunyai keturunan Klan Bumi. Dulu bentuk pemerintahan di klan Bulan berupa penyerahan tahta dari raja kepada keturunannya, sejak ada suatu masalah sistem itu diganti dengan Komite Kota. Namun, masih ada beberapa masyarakat yang patuh dan mengabdi kepada raja, salah satunya adalah Tamus. Tamus adalah pengikut setia Si Tanpa Mahkota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun