Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Strict Parents, Ketika Peraturan Membatasi Segalanya

25 Oktober 2021   19:34 Diperbarui: 26 Oktober 2021   03:46 2500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Strict Parents | sumber: dictio.id

Tentu saja usaha papa berhasil, namun dengan persyaratan, di ujian bulan ini Ding Xian harus mendapatkan nilai 270. Mendapati pernyataan papa, Ding Xian hanya bisa menghelakan nafas panjang. 

Tidak hanya itu, gaya rambut pun menjadi permasalahan. Ketika itu Ding Xian memutuskan untuk memotong poninya secara diam-diam tanpa sepengetahuan mamanya. Mau bersembunyi kemanapun keputusan Ding Xian tetap ketahuan juga. 

"Kamu potong rambut? Siapa yang mengizinkanmu potong rambut?" ucap mama dengan tatapan mata yang begitu tajam ke arah Ding Xian. 

"Ma, apakah hak memilih model rambut pun aku sudah tidak punya," ucap Ding Xian sambil menunduk. 

Belum lagi, ketika mama mendapati buku harian Ding Xian yang berisikan tentang kisahnya di sekolah, dengan kehadiran seorang laki-laki yang menjadi dewa penyelamat bagi hidupnya.

Mendapati tulisan Ding Xian yang dibalut cerita cinta, membuat mama murka dan mengatakan kepada anaknya bahwa tujuannya sekarang adalah belajar, belajar dan belajar. Bukan untuk hal yang lain. 

Belum selesai, ketika sudah berada di kelas 3 SMA dan siap melangkah kaki menuju ke universitas, nilai ujian Ding Xian tidak mencukupi untuk mendaftar ke Universitas Hua Qing. 

Mama pun menyarankan Ding Xian agar mendaftar di universitas lain saja. Namun, Ding Xian bersikeras untuk mengulang di kelas 3 SMA agar bisa masuk ke Universitas Hua Qing. 

Mendengar ucapan anaknya, mama menolak dengan begitu keras. Hingga akhirnya...

"Ma, aku ingin mengambil keputusanku sendiri dan aku sendirilah yang akan menanggung semuanya," ucap Ding Xian sambil menangis ke arah sang mama.

Dari sepenggal kisah drama di atas, pada dasarnya, mama memiliki tujuan yang baik bagi Ding Xian, kasih sayang yang ditunjukkannya selama drama disajikan pun terlihat begitu nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun