Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Cinderella Complex", Ketika Ketergantungan terhadap Orang Lain Telah Merajai Diri

22 Oktober 2021   20:22 Diperbarui: 22 Mei 2022   22:41 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: tagesspiegel.de

Cinderella Complex, salah satu syndrome yang kehadirannya bisa menyapa kaum perempuan. Di saat ketergantungan kepada orang lain masih menyelimuti diri. Adakah solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk menghadapi syndrome yang satu ini? 

Ketika mendengar kata "Cinderella", pada umumnya, para penduduk bumi akan langsung berpusat pada cerita dunia dongeng karya Charles Perault. 

Cinderella sendiri mengisahkan tentang seorang perempuan yang tinggal bersama ibu tiri dan saudara tirinya. Perlakuan tidak baik pun sering diterima oleh Cinderella. 

Namun, kehidupan Cinderella berubah ketika dirinya bertemu dengan ibu peri. Sehingga bisa membuatnya hadir ke pesta dansa, dengan sepatu kaca yang cantik menghiasi kaki mungilnya, serta gaun yang indah ketika dikenakannya. 

Ilustrasi Cinderella Complex yang kehadirannya bisa menyapa kaum perempuan | sumber: halodoc.com
Ilustrasi Cinderella Complex yang kehadirannya bisa menyapa kaum perempuan | sumber: halodoc.com

Kehadiran Cinderella di pesta dansa inilah menjadi jalan pertemuannya dengan sang pangeran. 

Kisah dongeng yang satu ini begitu familier di kalangan para penduduk bumi. Tidak mengherankan lagi bila kisahnya tidak akan pernah lekang oleh waktu. 

Selain itu, kisah dari negeri dongeng tersebut semakin diperjelas dengan lirik lagu yang dibawakan oleh Radja Band yang berasal dari Tanah Air. 

Dengan lirik lagu yang begitu indah, yakni, Cinderella pun tiba, dengan kereta kencana, sepatu kaca hiasi kakinya, semua mata terpana akan kedatangannya, pangeran pun jatuh cinta padanya...

Namun ternyata, eksistensi Cinderella tidak hanya hadir melalui dunia dongeng dan dunia musik saja.

Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: id.theasianparent.com
Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: id.theasianparent.com

Di dunia nyata pun, kehadiran Cinderella juga menyapa para penduduk bumi dan ini dikenal dengan Cinderella Complex, yang merupakan istilah psikiatri modern. 

Di mana Cinderella Complex merupakan bagian dari istilah populer yang hadir di lingkaran hidup masyarakat dunia.

Dan sejauh ini, Cinderella Complex belum bisa dikatakan sebagai gangguan psikologis. Namun, tetap berkaitan dengan kaum perempuan.

Cinderella Complex (CC) pertama kali dicetuskan oleh Colette Dowling, seorang terapis yang berasal dari New York. 

Colette Dowling juga merupakan seorang penulis buku berjudul "The Cinderella Complex: Woman's Hidden Fear of Independence", setelah menemukan konflik mendalam yang terjadi pada kaum perempuan dan itu berhubungan dengan kemandirian. 

Dilansir dari wikipedia.org bahwa Cinderella Complex diambil dari nama tokoh kisah dongeng Cinderella (seperti yang telah digambarkan di atas). 

Ini berdasarkan pada gagasan femininitas yang digambarkan dalam kisah tersebut, dimana seorang perempuan yang cantik, anggun, sopan, penurut, pekerja keras, mandiri dan sepadan dengan para perempuan dalam masyarakat.

Akan tetapi, dirinya tidak dapat mengubah keadaan dengan tindakannya sendiri dan harus meminta tolong kepada orang lain. 

Sederhananya, ini merupakan bagian dari kaum perempuan yang memiliki kecenderungan untuk selalu bergantung pada kaum laki-laki (pada umumnya). 

Misalnya, ketika kamu (kaum perempuan) yang masih berada di fase kanak-kanak tanpa disadari lebih dominan meminta bantuan kepada orang lain, bisa dari orangtuamu, ataupun dari kakakmu sendiri.

Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: IMdB
Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: IMdB

Seperti halnya ilustrasi percakapan yang satu ini kakak (laki-laki) dan adik (perempuan). 

"Kak.. adik mau praktik membuat bunga dari pelepah pisang, kakak tau nggak ambilnya di mana, adik bingung mau nyari pelepah pisangnya kak?" 

"Pelepah pisangnya harus dikeringkan dulu ya dik? Seinget kakak begitu."

"Iya kak harus dijemur dulu, di mana ya nyarinya, kakak bisa bantuin adik untuk nyari pelepah pisangnya?"

"Oke, kakak tanya sama mama dulu ya, kalau nggak salah di rumahnya tante Ami ada pohon pisang dik, siapa tahu masih ada, nanti kakak ambil di sana aja."

"Oke kak..."

Dari ilustrasi singkat di atas, sudah terlihat begitu jelas bawah sang adik sangat bingung ketika diharuskan mencari pelepah pisang. 

Hingga akhirnya meminta bantuan kakaknya untuk mencarikan pelepah pisang tersebut. Tidak hanya sekali ataupun dua kali saja, namun telah berkali-kali sang adik meminta bantuan kepada kakaknya. 

Bagi adiknya, sang kakak bagaikan pahlawan di dalam hidupnya, yang selalu hadir di saat sang adik membutuhkan bantuan. Dan bisa dikatakan, ini merupakan bagian dari Cinderella Complex. 

Selain itu, ketika Cinderella Complex datang menyapa, terkadang, kaum perempuan bisa teringat akan kisahnya yang masih berada di fase kanak-kanak terdahulu dan sangat dominan membutuhkan bantuan orang lain, seperti halnya ilustrasi singkat di atas. 

Maka dari itu, ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk keluar dari lingkaran Cinderella Complex Syndrome, seperti: 

Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: tagesspiegel.de
Ilustrasi Cinderella Complex | sumber: tagesspiegel.de

Mulai dengan melepaskan diri dari sikap manja dan selalu ingin meminta bantuan orang lain

Tidak ada yang salah apabila kamu ingin meminta bantuan dengan orang lain. Ada berbagai situasi dan kondisi yang mengharuskan kamu meminta bantuan seseorang.

Namun, konsepnya akan berbeda lagi apabila kamu terlalu sering dan keseringan meminta bantuan orang lain, seakan-akan kamu tidak bisa melakukannya sendiri.

Maka dari itu, cobalah untuk membuka diri dengan melakukan kegiatan secara sendirinya, secara mandirinya. 

Dengan demikian, kamu mulai bisa mencoba untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah sendiri, misalnya. 

Selain itu, kamu sendiri telah memiliki keberanian dan telah siap menerima konsekuensi yang akan hadir dari tindakan yang telah kamu ambil. 

Jangan pernah takut untuk menghadapi sesuatu, karena kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, apabila kamu sendiri tidak pernah mencobanya. 

Seperti halnya kalimat yang satu ini, bahwa pengalaman yang terjadi di dalam hidupmu akan mengajarkanmu segalanya. Ambil-lah hikmah dari setiap perjalanan hidup yang kamu jalani. 

Membangun konsep kedewasaan di dalam diri

Selanjutnya, kamu bisa memulai dengan memahami konsep kedewasaan di dalam diri. Ini merupakan bagian dari langkah terbaik yang harus tertanamkan. 

Masih ingatkah dengan kalimat yang satu ini, di mana tingkat kedewasaan seseorang tidak dipengaruhi oleh usia yang bersangkutan. 

Dan rasanya, kalimat tersebut sudah sering wara-wiri menghiasi indra pendengaran para penduduk bumi. 

Sudah terlihat secara jelas bahwa tingkat kedewasaan yang dimiliki oleh seseorang bisa memengaruhi kepribadian yang dimilikinya, begitu pula dengan tingkat kemandiriannya. 

Semakin kamu berpikir dewasa, semakin kamu ingin memperluas wawasan yang kamu miliki. Salah satunya, dengan bisa belajar dari setiap pengalaman yang terjadi. Seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama di atas. 

Selain itu, dengan kamu berhasil menciptakan kedewasaan di dalam diri akan melatihmu untuk tidak gegabah dalam mengambil tindakan, ataupun keputusan yang akan kamu ambil.

Setidaknya, kamu sendiri akan berpikir jangka panjang terkait keputusan yang akan kamu ambil, bahwa dampak yang akan terjadi kurang lebih seperti ini dan seperti ini. 

Menciptakan rasa kepercayaan diri 

Setelah kamu berhasil melepaskan diri dari sikap manja dan selalu ingin meminta bantuan dari orang lain, ditambah lagi dengan keberanianmu untuk menghadapinya sendiri. 

Secara langsung, kamu sendiri telah membumbui dirimu dengan sikap kedewasaan. Untuk memperkuat semua itu, kamu harus bisa membentenginya dengan rasa kepercayaan diri. 

Pada dasarnya, kepercayaan diri yang tinggi hanya bisa kamu rasakan apabila kamu sendiri mampu menciptakannya di dalam hidup.

Rasa kepercayaan diri yang tinggi bisa kamu ciptakan dari aura positif yang telah kamu tanamkan sebelumnya. 

Dengan kamu berhasil menanamkan rasa kepercayaan diri, secara langsung kamu telah memberikan semangat di dalam dirimu. Bahwa kamu bisa melakukannya. Dan pada dasarnya, semua itu, berada di dalam genggaman tanganmu sendiri. 

Catatan:

Kehadiran Cinderella Complex juga bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor lainnya. Contoh ilustrasi pada fase kanak-kanak di dalam artikel ini, hanya digunakan untuk memfokuskan pada satu permisalan saja dan semua itu, tidak hanya berpatokan pada ilustrasi di atas saja. 

Selain itu, kamu sendiri juga tidak bisa memberikan self diagnose. Apabila kamu merasakan hal yang kurang baik terhadap kesehatan mental. Ada baiknya, kamu berkonsultasi langsung dengan ahlinya.

Sumber: 1 dan 2 

Thanks for reading

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun