Meskipun demikian, imposter syndrome menurut para ahli tidak mengklasifikasikan sindrom yang satu ini sebagai gangguan kesehatan mental.
Imposter syndrome yang telah menyerang para penduduk planet ini cenderung mengarah pada keraguan dari dalam diri sendiri, meskipun yang bersangkutan adalah manusia yang berprestasi di dalam hidupnya.
Seakan-akan prestasi yang didapatkan tidak pantas berada di dalam genggaman. Di mana yang bersangkutan telah beranggapan bahwa apa yang diperolehnya hanya sebatas pada keberuntungan semata.Â
Permisalan sederhananya...
Ketika itu, kamu yang baru resmi menyandang gelar sarjana mendapatkan hadiah yang luar biasa, di saat itu kamu langsung mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan ternama.Â
Semua itu didapatkan karena prestasi yang kamu miliki selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.Â
Bagaikan telah membangun sebuah jembatan kesuksesan yang kamu kerjakan selama menempuh pendidikan.Â
Namun tetap saja, kamu selalu menganggap dirimu tidak layak mendapatkan hadiah tersebut dan kamu merasa takut bila tidak akan bisa kompeten bekerja di perusahaan tersebut.Â
Selain itu, kamu juga menganggap bahwa itu semua hanyalah kebetulan semata dan bukan karena kemampuan yang kamu miliki. Di mana dirimu sendiri telah meragukan semuanya.Â