"Masih mending lho bisa nyusun di tahun ini, banyak kok mahasiswi lain yang lebih parah dari lho, hidup itu dibikin santai aja Chel, jangan tegang melulu", lanjut Laura.
Mendengar ucapan Laura, bukannya Michelle semakin tenang, pikirannya malah semakin kacau.Â
Pendapat Laura tidak menyelesaikan masalah, namun menambah masalah, seakan-akan Michelle lah yang salah.
Lebih parahnya lagi, Laura malah menceritakan ke teman satu kelas mereka mengenai kegalauan yang sedang melanda Michelle.Â
Padahal Michelle tidak berharap ceritanya bocor sampai kemana-mana, Michelle berharap Laura mampu menjaga dengan baik ceritanya tersebut, agar Michelle semakin percaya terhadap dirinya.
Namun ternyata, Laura tidak bisa memberikan rem pada mulutnya, sehingga membokar semua keluh kesah yang dialami oleh Michelle kepada orang lain.Â
Dari ilustrasi di atas, sudah terlihat secara jelas, bahwa Laura telah merangkap menjadi toxic people dan toxic positivity.
Toxic people, terletak pada pembicaraan yang telah bocor, dimana Michelle menceritakan kegalauannya terkait pemilihan mata kuliah kepada Laura.Â
Namun Laura malah menceritakan keluh kesah yang dialami oleh Michelle kepada orang lain, secara tidak langsung, Laura telah bertindak sebagai toxic people, dimana dirinya telah menyebarkan cerita Michelle layaknya sebuah "ember yang bocor".
Sedangkan toxic positivity terletak pada pernyataan Laura kepada Michelle, "Yah kok nyerah gitu sih Chel, semangat dong, lho mestinya bisa mengambil MK lain, nggak harus manajemen ataupun akuntansi aja, dunia ini luas Chel, jangan terlalu larut dalam kesedihan, slow but sure..."
"Masih mending lho bisa nyusun di tahun ini, banyak kok mahasiswi lain yang lebih parah dari lho, hidup itu dibikin sangat aja Chel, jangan tegang melulu", lanjut Laura.Â