Narcissistic Personality Disorder (NPD) selalu menjurus pada perilaku yang membanggakan diri secara berlebihan. Akankah ini baik bila terjadi?
Setiap makhluk hidup di muka bumi ini, terkhusus bagi kaum manusia. Tentunya akan mengalami berbagai macam fase sebelum dirinya menginjakkan kaki di masa remaja.Â
Fase remaja bisa dikatakan merupakan masa-masa yang masih penuh dengan ego. Tidak jarang, apa yang dilakukannya merasa paling benar dan tidak pernah salah.
Masa yang telah lepas dari status sebagai anak-anak, namun belum bisa menyandang status sebagai orang dewasa. Masa transisilah prosesnya dan pubertaslah alur ceritanya.Â
Salah satu perilaku yang bisa timbul pada fase ini adalah Narcissistic Personality Disorder (NPD), hal ini dikarenakan tidak adanya pengendalian dari dalam diri sendiri untuk tidak berperilaku demikian.Â
Namun tidak jarang, perilaku ini timbul karena dilatarbelakangi oleh pikiran dangkal kaum remaja yang selalu merasa benar terhadap apa yang dilakukannya, sebuah masa yang masih berada pada tahapan selabil-labilnya.Â
Sangat wajar bila terjadi, namun sangat tidak wajar bila telah menguasai diri secara berlebihan.Â
Dilansir dari healthline.com bahwa Narcissistic Personality Disorder (NDP) merupakan gangguan kepribadian di mana orang-orang memiliki opini yang berlebihan tentang diri mereka sendiri. Mereka juga sangat membutuhkan kekaguman dan perhatian orang lain.
Para pelaku Narcissistic Personality Disorder (NPD)Â tentunya memiliki berbagai macam ciri khas yang sudah melekat pada dirinya.Â
Mari kita bahas bersama berbagai macam ciri yang menjurus kepada para pelaku Narcissistic Personality Disorder (NPD), seperti:
Pertama, haus akan pujian
Hal pertama yang paling dirasakan oleh para pelaku Narcissistic Personality Disorder adalah haus akan pujian.Â
Mendapatkan pujian itu sangat wajar, tidak jarang, karena suatu pujian seseorang mampu bersikap lebih positif dan memiliki semangat yang lebih tinggi.Â
Namun tidak bagi para pelaku Narcissistic Personality Disorder, dirinya selalu merasa tidak puas bila belum mendapatkan pujian, perasaanya tidak akan baik-baik saja bila pujian tersebut belum sampai ke telinganya, karena dirinya selalu merasa sempurna terhadap apa yang dilakukannya.Â
Kedua, bersikap sombong
Tidak salah menonjolkan diri dengan prestasi yang dimiliki, hal tersebut sangat wajar bila terjadi. Merasa sangat bangga dengan diri sendiri terhadap prestasi yang diperoleh memang mampu memberikan semangat.
Salah satu contoh sederhananya, setiap orang tentu akan sangat bangga dengan dirinya ketika mendapatkan predikat "cumlaude" ketika lulus dari bangku perkuliahan.Â
Akan tetapi, semua itu tidaklah baik bila dilakukan secara berlebihan. Seperti halnya seseorang yang berperilaku Narcissistic Personality Disorder, di mana dirinya cenderung akan bersikap sombong.Â
Dirinya selalu membanggakan apa yang dimilikinya, tidak jarang, para pelaku ini tidak segan-segan mengumbar prestasi yang dimilikinya secara publik dan selalu merasa bahwa prestasinya sangatlah hebat bila dibandingkan dengan orang lain. Â
Ingat, di atas langit masih ada langit.Â
Ketiga, merasa paling sempurna
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, sebuah fakta nyata telah tergambar melalui kalimat singkat ini.Â
Mau mengklaim diri sebagai manusia sempurna merupakan sebuah imajinasi yang sudah terlampau tinggi, kenapa demikian? Kalian bisa menafsirkannya sendiri.Â
Namun tidak dengan para pelaku Narcissistic Personality Disorder. Dirinya akan selalu merasa paling sempurna, semua yang ada di dalam dirinya tidak ada kekurangan sedikit pun, terlebih lagi terhadap pandangan orang lain kepada dirinya.Â
Mulai dari merasa bila dirinya berbeda dari orang lain, paling hebat, paling spesial dan paling-paling waw bila dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada yang mampu menandingi dirinya.Â
Keempat, percaya diri secara berlebihan
Memiliki rasa percaya diri yang tinggi memang sangat baik. Sadar atau tidak, semakin kalian percaya diri, semakin kalian merasa hidup yang kalian jalani terasa begitu menyenangkan.
Akan tetapi, sikap seperti ini bisa menjadi boomerang bagi diri bila tidak terkendalikan lagi. Coba bayangkan saja, saking percaya dirinya, para pelaku narsistik yang sangat terobsesi dengan pujian ini akan menampilkan kepercayaan diri secara berlebihan di media sosial, misalnya.Â
Dengan mengeluarkan jurus andalan dalam menciptakan caption yang sulit diterima akal sehat saking percaya dirinya seperti, "Ya ampun, kuku gue cantik banget habis rutinitas manicure dan pedicure, mengkilap banget kan, kalian semua pasti pengen kayak gini kan teman-teman hihi" (diikuti dengan foto kukunya yang terlihat cantik jelita untuk memperkuat kepercayaan dirinya).
Memang tidak ada yang salah dengan caption atau pun status di media sosial miliknya. Itu merupakan haknya.
Namun bila diperhatikan secara kasat mata, dengan memposting kuku di media sosial tidak lain dan tidak bukan, dirinya tentu sangat berharap mendapatkan sebuah pujian dari teman dunia mayanya, "Eh kukunya cantik banget", misalnya. Alhasil, sukseslah trik yang diluncurkannya. Bukan begitu?
Kelima, sulit menerima sebuah kritikan
Kritik menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Kritikan tidak selalu berkaitan dengan hal yang berbau negatif. Ada pula kritikan yang selalu membangun untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.Â
Ada baiknya, sebelum melakukan protes keras terhadap suatu kritikan, ada baiknya, dengarkanlah secara seksama dan secara baik-baik terlebih dahulu, jangan terlalu mementingkan ego dan menganggap dirimu selalu benar.Â
Akan tetapi, bagi para pelaku Narcissistic Personality Disorder dirinya tidak akan mudah menerima kritikan, karena selalu mengklaim bahwa apa yang dilakukannya selalu benar dan benar.Â
Kelima ciri yang menjurus pada perilaku NDP di atas merupakan sebagian kecil dari sekian banyak ciri yang ada.Â
Pada dasarnya, Narcissistic Personality Disorder tidak hanya menyerang seseorang ketika berada di fase remaja saja. Perilaku seperti ini tidak menutup kemungkinan akan hadir di berbagai kalangan.Â
Well, jalani hidupmu tanpa harus tergila-gila akan tanggapan baik yang disampaikan oleh orang lain terhadap dirimu (pujian). Segala sesuatu tidak perlu dinilai dengan pujian semata, karena nyatanya, kita hidup di dunia ini untuk menjadi manusia yang lebih baik lagiÂ
Demikian pembahasan saya pada hari ini. Saya mohon maaf apabila ada salah kata di dalam setiap penulisan artikel ini.
Semoga bisa bermanfaat
Thanks for reading
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H