Terkadang, para pelakunya hanya menganggap bahwa apa yang dikatakannya hanya sekedar pencair suasana agar tidak tegang, alias hanya becandaan.
Seperti halnya kalimat yang diutarakan oleh Nisa pada ilustrasi di atas, " eh btw, loh kok gendutan banget sih Nel, wah subur nih ye udah kerja hihihi" dan "oh iya, loh kok mulai jerawatan ya Nel, wah udah mengenal cinta nih ye haha". Duh perkataanya.
Rasanya sungguh tidaklah masuk di akal. Bila hanya sekedar bercanda tidak seperti itu juga caranya, masih banyak perkataan lain yang bisa menghasilkan gelak tawa, selain membahas penampilan fisik seseorang.
Para objek yang menjadi sasaran body shaming tentunya akan memperoleh beberapa dampak terhadap dirinya sendiri, seperti menimbulkan gangguan mental hingga depresi, serta semakin hilangnya rasa kepercayaan diri.
Pelaku body shaming terkadang tidak memikirkan dampak dari perkataannya, sedangkan objek yang menjadi sasarannya bisa memikirkan perkataan tersebut secara berlebihan.
Otaknya akan terus menerus bekerja dan berpikir tanpa henti, kenapa dirinya bisa mendapatkan vonis sedemikian buruknya tentang fisik yang dimilikinya.
Agar tidak menjadi salah satu dari sekian banyak para pelaku body shaming, ada baiknya tanamkanlah di dalam diri untuk memiliki prinsip hidup sebagai berikut:
Pertama, jagalah perkataan dengan baik
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menanamkan di dalam diri untuk terus menjadi pribadi yang baik. Jangan suka mengeluarkan perkataan yang tidak baik bagi orang lain. Ingatlah "mulutmu adalah harimaumu".
Lebih baik diam daripada harus mengeluarkan kata-kata bagaikan duri yang tajam dan menusuk perasaan orang lain. Kita tidak akan tahu dampak yang akan dirasakan oleh seseorang yang memperoleh perkataan kejam tersebut (body shaming).