Mohon tunggu...
Desy Hani
Desy Hani Mohon Tunggu... Lainnya - Happy reading

Hi, you can call me Desy - The Headliners 2021 - Best in Opinion Kompasiana Awards 2023 - Books Enthusiast - Allahumma Baarik Alaih

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

"Infatuation Love", Benarkah Ini Cinta yang Tulus?

23 Januari 2021   19:41 Diperbarui: 2 Februari 2021   01:05 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.shutterstock.com)

Dirinya telah mengklaim kalau ini adalah cinta pada pandangan pertama yang sekarang sedang dialaminya.

Dari ilustrasi di atas kita bisa belajar dan menarik sebuah kesimpulan, bahwasanya mahasiswa tersebut merasakan jatuh cinta karena paras menawan, serta senyuman yang indah terukir di wajah mahasiswi tersebut.

Selain itu, apakah ada alasan lain? Tentu saja tidak ada, karena apa? Karena tidak ada faktor pendukung lain yang membuatnya langsung jatuh cinta, kecuali fisik yang telah dipandangnya.

Dilansir dari pijarpsikologi.org bahwa infatuation love merupakan tipe cinta yang hanya terdiri dari komponen passion semata. Karakteristik dari tipe ini yaitu adanya ketertarikan secara fisik.

Tipe cinta ini seringkali terjadi di awal suatu hubungan dan disebut dengan "cinta pada pandangan pertama". Cinta dengan tipe ini dapat hilang dengan cepat karena tidak adanya komitmen dan kedekatan emosional.

Sadarkah kalian, saat memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang (konteks-berpacaran) saat pertama kali bertemu pandangan atau infatuation love, akan ada beberapa dampak yang dirasakan, antara lain seperti:

Pertama, ekspektasi versus realita
Memiliki perasaan suka dengan orang lain hingga akhirnya jatuh cinta tentunya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, bukan? Bisa karena tutur katanya yang baik, sopan santun yang dimilikinya hingga gelar ahli ibadah yang disandangnya.

Namun semua ini tidak berlaku bagi seseorang yang memutuskan menjalin hubungan (konteks-berpacaran) dengan begitu cepat hanya karena sebuah pandangan saat pertama kali jumpa.

Kita persempit seseorang yang mencintai orang lain karena gelar ahli ibadah yang disandangnya.

Tentunya saja hal ini tidak akan bisa dinilai hanya dengan sekali saja melihat orang yang bersangkutan. Ada proses yang harus dilalui agar kita bisa melihat sifat asli dari orang tersebut (fase perkenalan).

Saat menjalani fase perkenalan inilah kita bisa menilai, apakah dia termasuk kriteria yang kita idamkan selama ini atau malah sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun