Mohon tunggu...
DESI HARYANTI
DESI HARYANTI Mohon Tunggu... Guru - Guru/ Guru Kelas/ SD Negeri 10 Singkawang

Saya adalah seorang Ibu dengan satu orang anak. saya juga berprofesi sebagai guru di salah satu SD di Singkawang. Saya sangat ingin menjadi seorang guru yang dapat menginspirasi semua anak didik. Dan saya sangat menekankan pada kejujuran dalam setiap pengisian soal maupun berucap juga attitude adalah yang utama. Harapan saya semoga guru dapat mengajar dengan sepenuh hati dan memberikan kebahagiaan bagi semua siswa yang diajar. InshaAllah disini saya akan membagikan tentang dunia "Pendidikan di Sekolah Dasar"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi Siswa dengan Model-Model Pembelajaran Inovatif

20 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 20 Agustus 2023   07:32 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa 

Dengan Model -- Model Pembelajaran Inovatif

 

Belajar adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu ilmu. Ilmu itu digunakan untuk mencapai suatu tujuan dan diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan itu memerlukan keinginan yang kuat baik dari dalam diri maupun dari luar.  Keinginan itulah yang disebut dengan motivasi sedangkan keinginan dari dalam diri maupun dari luar diri untuk mencapai tujuan tertentu disebut dengan motivasi belajar.

Pengertian Motivasi belajar Menurut Para Ahli 

Menurut Winkel (2003)

Definisi motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan berperan dalam hal menumbuhkan semangat belajar untuk individu.

 

Menurut Uno (2006)

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

Menurut Djamarah (2008)

Menurut Djamarah, motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang disebut motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.

Menurut Afifudin (2008)

Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar

Menurut Clayton Alderfer (2011)

Arti motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Berdasarkan pengertian motivasi belajar menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang muncul dari diri atas dasar keinginannya sendiri, yaitu keinginan dari dalam diri untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar.

Motivasi belajar juga dapat didorong salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dimana pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk aktif sementara guru hanya sebagai fasilitator. pembelajaran seperti ini dikenal dengan motode pembelajaran student centered yaitu metode pembelajaran yang berfokus untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kritis siswa sehingga siswa mendapatkan porsi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini harus dilengkapi dengan model pembelajaran inovatif.

Model - Model Pembelajaran Inovatif :

  • Pendekatan Saintifik 
  • Menurut DR. HM. Musfiqon, M. Pd dan Nurdyansyah, S. Pd., M. Pd. (2015) Pembelajaran saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkah-langkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014: 51).
  • Pendekatan saintifik juga dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah
  • Langkah-langkah (sintak) pendekatan Saintifik adalah :
  • Mengamati; kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan siswa misalnya membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar MENGAMATI adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi.
  • Menanya; Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati. Pertanyaan yang siswa ajukan semestinya dapat dimulai dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya hipotetik (dugaan). Kompetensi yang dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat (life long learner).
  • Mengumpulkan Informasi; Kegiatan ini adalah melakukan eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang narasumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan antara lain: siswa akan mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
  • Mengasosiasi (mengolah informasi); Bentuk kegiatan belajar yang dapat diberikan guru antara lain pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar ini diharapkan siswa akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan.
  • Mengkomunikasikan pembelajaran; Memberikan pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar berupa menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya. Ini dimaksudkan agar siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.

Kelima langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, terutama pada langkah pertama dan kedua. Sedangkan pada langkah ketiga dan seterusnya sebaiknya dilakukan secara berurutan.

  • Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan asli/autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.

Langkah-langkah (sintak) model PBL adalah :

  • Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah
  • Guru menjelaskan apa tujuan pembelajaran, bagaimana proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dapat dipilih. Dalam satu model pembelajaran seharusnya mampu menjawab semua kompetensi dasar yang ingin dicapai
  • Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik
  • Pendidik membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik dan tugas). Pendefinisian masalah harus memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas sesuai tujuan pembelajaran, dan bermanfaat.
  • Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
  • Pendidik membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. Pendidik berperan sebagai fasilitator yang mendorong tiap peserta didik menemukan solusi dari cara-cara yang teknologis, berpikir kritis, dan mendayagunakan kreativitas.
  • Fase 4, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  • Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti, laporan dan demonstrasi.
  • Fase 5,Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  • Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang digunakan.

Idealnya, model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan untuk mencapai semua kompetensi dasar yang ingin dicapai, dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tentu kompetensi dasar yang dicapai tidak hanya satu sehingga penerapan Problem Based Learning memungkinkan terjadi lebih dari satu pertemuan.

 

  • Model Project Based Learning (PjBL)

Menurut Prof. Dr. Hj. Sri Redjeki, M.Pd (2015) PjBL adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri.

Tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education Foundation dan Dopplet. Sintaks PjBL (Kemdikbud, 2014, hlm. 34) yaitu :

  • Fase 1 Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
  • Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
  • Fase 2 Menyusun perencanaan proyek (design project)
  • Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa "memiliki" atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
  • Fase 3 Menyusun jadwal (create schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

  • membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, 
  • menentukan waktu akhir penyelesaian proyek,
  • membawa siswa agar merencanakan cara yang baru,
  • membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
  • meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.
  • Fase 4 Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
  • Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
  • Fase 5 Penilaian hasil (assess the outcome)
  • Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
  • Fase 6 Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
  • Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

  • Model Discovery learning (DL)
  • Discovery learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan tanpa penyajian pelajaran dan hasil akhirnya tapi siswa diharap bisa mengatur sendiri. Discovery ialah penemuan konsep dengan serangkaian data/informasi yang didapatkan lewat pengamatan maupun percobaan.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning

Pemberian rangsangan (stimulation)

Langkah pertama dalam pelaksanaan pembelajaran discovery learning adalah stimulus. Pada tahapan ini guru akan memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing rasa penasaran dan ketertarikan siswa. Selain itu, guru memberikan anjuran untuk membaca buku dan kegiatan belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)

Tahapan kedua adalah identifikasi masalah di mana guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang menjadi bahan pembelajaran. Selanjutnya siswa membuat hipotesis atau pertanyaan masalah yang sifatnya sementara pada awal pembelajaran.

Pengumpulan data (data collection)

Hipotesis telah tersusun, maka siswa bisa mulai mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan untuk menjawab hipotesis.

Pengolahan data (data processing)

Data dan informasi telah terkumpul, selanjutnya siswa mulai menganalisis dan mengolah data

Pembuktian (verification)

Hasil dari pengolahan data kemudian dilakukan pengecekan dan pemeriksaan secara cermat. Lalu siswa bisa menghubungkan dengan hipotesis awal. Apakah hipotesis telah sesuai dengan data temuan? Atau sebaliknya, ditemukan jawaban lain.

Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Tahapan terakhir adalah generalisasi. Siswa menarik kesimpulan dan bisa dijadikan prinsip umum pada semua kejadian atau masalah yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun