Mohon tunggu...
DESI HARYANTI
DESI HARYANTI Mohon Tunggu... Guru - Guru/ Guru Kelas/ SD Negeri 10 Singkawang

Saya adalah seorang Ibu dengan satu orang anak. saya juga berprofesi sebagai guru di salah satu SD di Singkawang. Saya sangat ingin menjadi seorang guru yang dapat menginspirasi semua anak didik. Dan saya sangat menekankan pada kejujuran dalam setiap pengisian soal maupun berucap juga attitude adalah yang utama. Harapan saya semoga guru dapat mengajar dengan sepenuh hati dan memberikan kebahagiaan bagi semua siswa yang diajar. InshaAllah disini saya akan membagikan tentang dunia "Pendidikan di Sekolah Dasar"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi Siswa dengan Model-Model Pembelajaran Inovatif

20 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 20 Agustus 2023   07:32 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Djamarah (2008)

Menurut Djamarah, motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang disebut motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.

Menurut Afifudin (2008)

Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar

Menurut Clayton Alderfer (2011)

Arti motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Berdasarkan pengertian motivasi belajar menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang muncul dari diri atas dasar keinginannya sendiri, yaitu keinginan dari dalam diri untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar.

Motivasi belajar juga dapat didorong salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dimana pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk aktif sementara guru hanya sebagai fasilitator. pembelajaran seperti ini dikenal dengan motode pembelajaran student centered yaitu metode pembelajaran yang berfokus untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kritis siswa sehingga siswa mendapatkan porsi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini harus dilengkapi dengan model pembelajaran inovatif.

Model - Model Pembelajaran Inovatif :

  • Pendekatan Saintifik 
  • Menurut DR. HM. Musfiqon, M. Pd dan Nurdyansyah, S. Pd., M. Pd. (2015) Pembelajaran saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkah-langkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014: 51).
  • Pendekatan saintifik juga dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah
  • Langkah-langkah (sintak) pendekatan Saintifik adalah :
  • Mengamati; kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan siswa misalnya membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar MENGAMATI adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi.
  • Menanya; Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati. Pertanyaan yang siswa ajukan semestinya dapat dimulai dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya hipotetik (dugaan). Kompetensi yang dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat (life long learner).
  • Mengumpulkan Informasi; Kegiatan ini adalah melakukan eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang narasumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan antara lain: siswa akan mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
  • Mengasosiasi (mengolah informasi); Bentuk kegiatan belajar yang dapat diberikan guru antara lain pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar ini diharapkan siswa akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan.
  • Mengkomunikasikan pembelajaran; Memberikan pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar berupa menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya. Ini dimaksudkan agar siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.

Kelima langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, terutama pada langkah pertama dan kedua. Sedangkan pada langkah ketiga dan seterusnya sebaiknya dilakukan secara berurutan.

  • Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan asli/autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun