Oleh: Â Desi Afiani (200907488)
Jihan Eka Rizky Surya P (200907460)
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Jogja menggambarkan karakterisasi dari daerah-daerah di wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, atau kita terbiasa mengenal dengan sebutan Provinsi D.I.Yogyakarta. Dimana pengunjung akan bertemu dengan penduduknya yang selalu ramah kepada setiap pendatang dan kepada mereka yang tidak dikenal sekalipun. Bahkan, anak-anak kecil disini pun sudah menerapkan sopan santun dan masih terjaga hingga saat ini. Itu bukti, bahwa adat istiadat jawa banyak mengajarkan kita tentang tata krama yang masih harus di lestarikan sampai saat ini. Suatu hal yang tidak bisa kita lupakan di kota Jogja ialah harga-harga yang serba murah. Dimana kita sudah bisa mendapatkan makan dengan menu ayam goreng lengkap serta minum dan lalapan, hanya dengan harga Rp10.000-, saja.
Dalam artikel ini akan dibahas jenis-jenis kuliner yang legendaris di kota Jogja. Sebelum masuk kedalam jenis-jenis kuliner di Jogja, apa sebenarnya makna dari kata wisata kuliner itu apa? Wisata kuliner adalah perjalanan yang melibatkan masakan serta suasana lingkungannya sebagai arah tujuan wisata.Â
Berikut terdapat berbagai macam 3 jenis kuliner yang bisa dikatakan sudah menjadi Legendaris di Jogja yaitu yang pertama ada Gudek, Gudek merupakan masakan dari buah nangka muda yang kemudian dimasak berjam-jam menggunakan santan serta daun jati agar warnanya berubah menjadi kecoklatan. Kedua ada Sate Klatak, sate ini tidak jauh berbeda dengan sate kambing kebanyakan. Akan tetapi, tidak seperti sate pada umumnya yang ditusuk menggunakan bambu, hal yang membedakannya ialah sate ini menggunakan jeruji besi dari velg sepeda. Yang ke tiga ada Angkringan, Angkringan adalah kuliner yang menjual makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong di pinggirjalan.
Jogja selalu memiliki ketertarikan tersendiri untuk dikunjungi. Banyak wisatawan yang selalu memilih Jogja untuk dijadikan tempat wisata kuliner serta menghabiskan waktu liburan. Selain familiar dengan sebutan kota pelajar, Jogja juga sangat familiar dengan keberagaman tempat wisatanya. Jogja selalu saja dapat mengembangkan tempat wisata baru agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya tempat wisatanya yang selalu dikembangkan oleh pemerintah kota Jogja, melaikankan juga tempat wisata kuliner di Jogja , rupanya tempat wisata kuliner di Jogja tidak kalah menarik untuk dikunjungi dan dicicipi. Teruntuk pembaca yang baru pertama kali berkunjung ke Jogja, berikut ada berbagai macam tempat wisata kuliner di Jogja yang wajib dicicipi :
- Wisata Kuliner Jogja Murah, seperti Angkringan KR dan Angkringan Lik Man, Angkringan adalah kuliner yang menjual makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong di pinggirjalan. Dua angkringan ini serupa menjual makanan hanya dengan harga Rp1.000-, saja. Yang membedakannya adalah kopi joss milik Lik Man yang sudah ada sejak tahun 1967.
- Sate Klatak Wisata Kuliner Jogja, yaitu Sate Klatak Pak Pong dan Sate Klatak Pak Bari, tidak seperti sate pada umumnya yang ditusuk menggunakan bambu. Akan tetapi, sate ini menggunakan jeruji besi dari velg sepeda untuk menjadi tusukannya.
- Wisata Kuliner Jogja di Malam Hari, seperti Bakmi Jawa Pak Pele, ciri khas dari bakmi tersebut ialah penggunaan pertama adalah ayam kampung sebagai bahan dasar utama dibuat kaldunya dan penggunaan telur bebek sebagai bahan campuran bakmi jawa ini. Mi Ayam Grabyas, Keunikan Mie Ayam Grabyas ini ialah penggunakan kulit ayam yang digoreng kering sebagai topping didalam mie tersebut.
Wisata kuliner di Yogyakarta merupakan sebuah wisata yang cukup menarik untuk dikembangkan. Telebih lagi, Yogyakarta termasuk dalam salah satu kota yang diprioritaskan pemerintah untuk mengembangkan destinasi kuliner di Indonesia. Beberapa alasan untuk mengembangkan wisata kuliner khususnya di Yogyakarta adalah sebagai berikut.
Pertama, wisata kuliner dapat membantu mestarikan budaya lokal. Wisata Kuliner sama halnya dengan bentuk budaya lainnya yang harus dipertahankan oleh masyarakat. Mengingat Yogyakarta yang mempunyai banyak kebudayaan, dengan menyusun rencana wisata kuliner, pihak-pihak terkait telah melakukan upaya pelestarian budaya daerah tersebut. Apalagi di era global sekarang, yang segala sesuatunya diukur dengan modernitas, banyak unsur budaya lokal yang terpinggirkan, termasuk makanan khas daerah.
Kedua, wisata kuliner dapat menjadi objek wisata alternatif. Saat ini dapat dikatakan bahwa perencanaan wisata kuliner sebagai salah satu cara pariwisata masih kurang diperhatikan. Padahal jika kita telaah secara mendalam, potensi wisata kuliner ini berpeluang besar untuk dijadikan destinasi dan menjadi rujukan jenis wisata lain yang selama ini belum dikenal oleh wisatawan.
Ketiga, wisata kuliner dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk mengenalkan keanekaragaman budaya Yogyakarta kepada masyarakat. Keragaman budaya memang bisa kita perkenalkan kepada masyarakat dengan berbagai cara, namun salah satu cara yang bisa kita tempuh adalah dengan memanfaatkan wisata kuliner.
Keempat, wisata kuliner dapat meningkatkan pendapatan daerah. Dengan mengembangkan potensi kuliner tersebut, suatu daerah dapat menjadikan wisata kuliner sebagai salah satu nilai jualnya. Pengunjung daerah juga dapat membantu daerah meningkatkan pendapatan daerah. Ini pasti solusi yang sangat menarik. Selain itu dengan adanya wisata kuliner dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Disisi lain, dalam mengembangkan ekonomi kreatif wisata kuliner terdapat hambatan-hambatan, seperti usaha-usaha masyarakat yang belum terorganisir, dana pengembangan terbatas sehingga pengelolaannya belum optimal terhadap kawasan tersebut. Pengelolaan masih dikelola masyarakat penggerak wisata dan kurangnya dukungan pemerintah akan sarana prasarana yang memadai. Lalu, tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan produk sangat rendah karena terbatasnya sumber daya manusia internal pariwisata dan pengelola baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Ada pula beberapa usaha telah menurun dan pengelolaan usaha masih sangat sederhana. Dan yang terakhir, masalah sarana dan prasarana pariwisata, sepertis akses jalan menuju obyek pariwisata. Ada beberapa tempat wisata yang kemungkinan dapat dikembangkan menjadi wisata kuliner namun terdapat kendala akses jalan yaitu tidak adanya transportasi umum. Contohnya seperti di tempat wisata di daerah Kulon Progo yang sedikitnya memiliki 24 tujuan wisata yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah, mulai dari wisata alam sampai desa kerajinan dan lain sebagainya, tetapi karena susahnya akses jalan, masyarakat kurang melirik wisata di daerah itu.
Lalu apa saja strategi-strategi untuk mengembangkan wisata kuliner? Menteri Pariwisata menyampaikan upayanya untuk mempromosikan wisata kuliner. Strategi tersebut  dilakukan dalam penta heliks yaitu melibatkan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pengusaha, akademisi dan media.
Pengembangan pariwisata Kabupaten Sleman mempunyai konsep dasar yaitu mengembangkan pariwisata dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada yaitu sumberdaya alam, sejarah dan budaya. Konsep dasar ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan alam dan sosial selama pelaksanaannya. Selain itu, Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata kuliner paling melimpah di dunia, dengan 17% flora dan fauna Indonesia serta 5.340 resep makanan. Melihat hal tersebut, Kementerian Pariwisata berupaya mendukung pangan yang sudah teridentifikasi sebagai pangan nasional.
Strategi pengembangan wisata kuliner Yogyakarta diarahkan pada kerjasama dengan pariwisata budaya dan wisata alam, meliputi strategi pengembangan produk pariwisata, strategi pengembangan sarana penunjang pariwisata, strategi promosi dan pemasaran pariwisata, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan produk wisata kuliner antara lain brand image pariwisata, pengembangan produk unggulan dan manajemen pengunjung. Brand image pariwisata tersebut bertujuan untuk memberikan kekhasan dan keunikan produk wisata terutama kuliner, sehingga mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta, terlebih karena kawasan wisata lain tidak memiliki keunikan tersebut. Brand image pariwisata Kota Yogyakarta dapat dikembangkan berdasarkan hal-hal berikut.
• Ciri khas provinsi DIY, dengan warna kebudayaan yang kental.
• Yogyakarta adalah tempat dibangunnya Candi Prambanan, yang merupakan pesona Hindu terbesar
• Berdasarkan sumber daya pariwisata yang ada, kerjasama dengan wisata budaya dan wisata alam akan mengutamakan wisata kuliner.
• Mendukung sarana dan prasarana pariwisata.
• Memberikan dukungan untuk akomodasi, restoran, perusahaan pariwisata, telekomunikasi dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya.
Strategi yang dapat ditempuh dalam pengembangan produk wisata kuliner Yogyakarta antara lain:
• Mengembangkan citra wisata alam dan budaya berbasis citra wisata kuliner
• Perlindungan lingkungan.
• Melindungi adat istiadat dan budaya tradisional Yogyakarta
• Mengembangkan kemasan produk pariwisata berupa pengayaan daya tarik wisata, pengembangan paket wisata dan promosi pariwisata.
• Menyediakan fasilitas tambahan.
• Aksesibilitas yang ditingkatkan.
Dalam hal pemasaran dan promosi pariwisata, strategi pengembangan meliputi:
1. Membentuk ikon pariwisata daerah yang sesuai dengan visi dan misi daerah. Visi Pengembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta sangat penting untuk memberikan citra potensi wisata Kota Jogja kepada wisatawan.
2. Sesuai dengan target dan segmentasi pasarnya, menggunakan berbagai media promosi untuk merancang kegiatan promosi.
3. Memungkinkan kemitraan publik atau swasta dengan agen perjalanan lokal, nasional dan internasional untuk mengelola objek atau kegiatan pariwisata.
4. Menciptakan daya tarik wisata.
5. Promosi dan pemasaran tidak hanya untuk menarik wisatawan, tetapi juga untuk investor dan masyarakat lokal.
6. Mempromosikan dan mengintegrasikan pemasaran dengan membuat peta wisata yang memuat informasi wisata, termasuk atraksi, akomodasi, aksesibilitas, dan berbagai pertukaran informasi lainnya.
Pengembangan sumber daya manusia juga perlu diselesaikan. Strategi pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilaksanakan antara lain menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang siap berperan dalam industri pariwisata.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa Kota Yogyakarta memiliki potensi wisata yang kaya akan sumber daya alam dan budaya. Kota Yogyakarta memiliki potensi wisata kuliner yang besar. Strategi pengembangan pariwisata yang dapat mengembangkan potensi pariwisata di Yogyakarta meliputi strategi pengembangan produk pariwisata, strategi pengembangan sarana penunjang pariwisata, strategi promosi dan pemasaran pariwisata, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Sesuai kekhasan masyarakat Yogyakarta, pembangunan ini akan digandengkan dengan wisata budaya dan wisata alam
Dalam pengembangan wisata kuliner ini diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan instansi adat setempat. Selain itu, peningkatan kualitas sarana dan prasarana transportasi harus dilakukan sebaik-baiknya untuk mendukung pengembangan industri pariwisata. Promosi yang luas dan menarik dibutuhkan khalayak nasional maupun internasional terutama melalui media elektronik yang semakin mudah digunakan saat ini agar masyarakat semakin tertarik dengan pariwisata Indonesia. Tentu APBD perlu dialokasikan untuk mendorong kegiatan usaha untuk pengembangan pariwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H