Keempat, wisata kuliner dapat meningkatkan pendapatan daerah. Dengan mengembangkan potensi kuliner tersebut, suatu daerah dapat menjadikan wisata kuliner sebagai salah satu nilai jualnya. Pengunjung daerah juga dapat membantu daerah meningkatkan pendapatan daerah. Ini pasti solusi yang sangat menarik. Selain itu dengan adanya wisata kuliner dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Disisi lain, dalam mengembangkan ekonomi kreatif wisata kuliner terdapat hambatan-hambatan, seperti usaha-usaha masyarakat yang belum terorganisir, dana pengembangan terbatas sehingga pengelolaannya belum optimal terhadap kawasan tersebut. Pengelolaan masih dikelola masyarakat penggerak wisata dan kurangnya dukungan pemerintah akan sarana prasarana yang memadai. Lalu, tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan produk sangat rendah karena terbatasnya sumber daya manusia internal pariwisata dan pengelola baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Ada pula beberapa usaha telah menurun dan pengelolaan usaha masih sangat sederhana. Dan yang terakhir, masalah sarana dan prasarana pariwisata, sepertis akses jalan menuju obyek pariwisata. Ada beberapa tempat wisata yang kemungkinan dapat dikembangkan menjadi wisata kuliner namun terdapat kendala akses jalan yaitu tidak adanya transportasi umum. Contohnya seperti di tempat wisata di daerah Kulon Progo yang sedikitnya memiliki 24 tujuan wisata yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah, mulai dari wisata alam sampai desa kerajinan dan lain sebagainya, tetapi karena susahnya akses jalan, masyarakat kurang melirik wisata di daerah itu.
Lalu apa saja strategi-strategi untuk mengembangkan wisata kuliner? Menteri Pariwisata menyampaikan upayanya untuk mempromosikan wisata kuliner. Strategi tersebut  dilakukan dalam penta heliks yaitu melibatkan kerjasama semua pihak baik pemerintah, pengusaha, akademisi dan media.
Pengembangan pariwisata Kabupaten Sleman mempunyai konsep dasar yaitu mengembangkan pariwisata dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada yaitu sumberdaya alam, sejarah dan budaya. Konsep dasar ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan alam dan sosial selama pelaksanaannya. Selain itu, Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata kuliner paling melimpah di dunia, dengan 17% flora dan fauna Indonesia serta 5.340 resep makanan. Melihat hal tersebut, Kementerian Pariwisata berupaya mendukung pangan yang sudah teridentifikasi sebagai pangan nasional.
Strategi pengembangan wisata kuliner Yogyakarta diarahkan pada kerjasama dengan pariwisata budaya dan wisata alam, meliputi strategi pengembangan produk pariwisata, strategi pengembangan sarana penunjang pariwisata, strategi promosi dan pemasaran pariwisata, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan produk wisata kuliner antara lain brand image pariwisata, pengembangan produk unggulan dan manajemen pengunjung. Brand image pariwisata tersebut bertujuan untuk memberikan kekhasan dan keunikan produk wisata terutama kuliner, sehingga mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta, terlebih karena kawasan wisata lain tidak memiliki keunikan tersebut. Brand image pariwisata Kota Yogyakarta dapat dikembangkan berdasarkan hal-hal berikut.
• Ciri khas provinsi DIY, dengan warna kebudayaan yang kental.
• Yogyakarta adalah tempat dibangunnya Candi Prambanan, yang merupakan pesona Hindu terbesar
• Berdasarkan sumber daya pariwisata yang ada, kerjasama dengan wisata budaya dan wisata alam akan mengutamakan wisata kuliner.
• Mendukung sarana dan prasarana pariwisata.
• Memberikan dukungan untuk akomodasi, restoran, perusahaan pariwisata, telekomunikasi dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya.