Mohon tunggu...
Deryn Fransisca
Deryn Fransisca Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Menyukai kpop

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaum LGBTQ di Indonesia

3 Mei 2023   18:50 Diperbarui: 3 Mei 2023   18:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seseorang tidak memutuskan kepada siapa mereka tertarik, bisa saja mereka tertarik kepada kaum sesama jenis, mereka tidak memiliki kontrol atas hal tersebut, hal tersebut ya hanya terjadi. Dan hal-hal seperti terapi, perawatan, atau persuasi tidak akan bisa mengubah orientasi seksual seseorang. 

Anda juga tidak bisa "mengubah" seseorang menjadi gay. Misalnya, memperlihatkan anak laki-laki pada mainan yang biasanya dibuat untuk anak perempuan, seperti boneka, tidak akan membuatnya menjadi gay. Jadi, menurut saya masyarakat yang melakukan gerakan anti-LGBTQ harus berhenti mengatakan bahwa LGBTQ merupakan sebuah penyakit menular. Karena buktinya, World Health Organization (WHO) sejak tahun 1990 juga sudah menghapus homoseksual dari klasifikasi penyakit dan menyatakan bahwa yang namanya homoseksual itu tidak bisa dianggap sebagai kondisi patologis, kelainan, atau penyakit.

Kita sendiri juga mungkin sudah menyadari kita tertarik kepada siapa saja sejak kecil. Perasaan tertarik ini tidak selalu bermakna sebagai perasaan atau ketertarikan secara seksual, hanya saja kita dapat mengidentifikasi orang yang menurut kita menarik atau kita sukai. Banyak orang yang merupakan bagian dari LGBTQ mengatakan bahwa mereka itu sudah mengetahui dan menyadari bahwa mereka adalah seorang lesbian, gay, atau biseksual, atau lainnya bahkan sebelum mereka mengalami pubertas. Meskipun dalam kebanyakan kasus orientasi seksual biasanya ditetapkan sejak awal kehidupan, tidak jarang juga keinginan dan ketertarikan seseorang berubah sepanjang hidupnya. Hal ini disebut 'fluiditas', atau gender fluid yang telah saya bahas diatas tadi. Banyak orang, termasuk peneliti dan ilmuwan seks itu percaya bahwa orientasi seksual itu seperti skala. Dengan sepenuhnya gay di satu sisi, dan sepenuhnya 'lurus' di sisi lain. Banyak orang tidak berada di ujung yang jauh, tetapi di suatu tempat di tengah.

LGBT juga ternyata telah banyak dikaitkan dengan tingginya angka penularan HIV. LGBT dianggap sebagai sumber peningkatan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) dan HIV. Padahal sebenarnya penularan HIV dan IMS itu disebabkan oleh perilaku beresiko yang bisa terjadi baik pada orang heteroseksual maupun homoseksual, bukan pada orientasi seksualnya itu sendiri. PBB saja telah bekerja dengan negara-negara anggota untuk menolak diskriminasi dan kriminalisasi berdasarkan homophobia dan transphobia bagi LGBT. Hal ini sebagai bentuk pengakuan hak asasi manusia bagi orang-orang LGBT dan hasilnya lebih dari 30 negara telah melegalkan homoseksualitas dalam 20 tahun terakhir. Tuntutan LGBT terhadap pemenuhan hak asasi manusia, tentu saja harus disesuaikan dengan nilai-nilai dan aturan hukum yang berlaku di Indonesia.

Sama seperti semua orang, mereka juga punya hak asasi manusia yang setara dan non diskriminatif yang harus dihormati dan dilindungi. Setiap orang harus bisa merasa bangga dengan identitas mereka dan siapa yang mereka cintai. Kita semua berhak mengekspresikan diri secara bebas. Dengan merangkul orang-orang LGBT dan memahami identitas mereka, kita bisa belajar menghapus banyak batasan yang dipaksakan stereotip gender. Stereotip ini merusak seluruh masyarakat, mendefinisikan dan membatasi bagaimana orang diharapkan menjalani hidup mereka. Kaum LGBTQ juga manusia yang harus kita perlakukan sebagaimana kita ingin diperlakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun