Mohon tunggu...
Alvin Andrianto Hakim
Alvin Andrianto Hakim Mohon Tunggu... Freelance -

Bukan siapapun tapi bisa menjadi apapun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Coretan dan Catatan Pria Single

15 April 2015   17:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:04 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hanya sekedar coret-coretan , mungkin juga alasn umumnya kenapa Seorang Pria Memilih Menjomblo.
Semoga yang Perempuan juga Memahami Alasannya.

juga analisa , alasan dan ulasan soal pacaran.

tapi Ingat , saya disini bukan orang yang jahat , hanya mempresentasikan jika aku menjadi orang yang jahat (Dari bahasa tulisan jahat yang tertulis disini)

kenapa aku tak (mau) pacaran

dengan dirimu yang serba lebih

jujur ada hal yang membuatnya optimis (telah tertulis)

sehingga aku ngeubeut padamu

taph ada juga hal yang membuatnya pesimis seperti :

kamu anak dari keluarga yang ilmu agamanya tinggi

sedangkan saya (heudeuh , tapi masih lumayan lah untuk zaman ini)

dan mana mungkin orang tuamu mengizinkanmu untuk pacaran walau kenyataannya......

kamu anaknya orang Mapan (kaya tepatnya)

oalah , bukan masalah sih itu tapi , aku ya minder jadinya.

Faktor lainnya adalah aku tak mau karna takut ditolak

lalu kamu marah dan menjadikanku sebagai pengganggu

kemudian kamu menjauh dan memutus pertemanan

maka dari itu lebih baik aku diam untuk menjaga jarak

yang aku bisa lakukan , hanya memandangmu saja

belum lagi dengan adanya orang yang juga suka padamu yang (aku tak mau membicarakannya)

soal alasanku tak mau pacaran adalah

aku tak punya uang pribadi , uang jajan hanya pas-pasan untuk jajan dan ongkos

mana bisa buat ongkos jalan bersamamu

nggak punya kendaraan , dan maka dari itu kalau ngandelin dari ongkos juga nggak cukup

andai kamu mau membayarin pun itu , aku akan menolak

malulah aku dan aku gak mau dibilang matre walau kenyataanya tidak begitu

dan jika aku punya itu (modal) , aku nggak mau

masa pacaran pakai duit orang tua (zaman sekolah) ,

apalagi minta dengan cara memaksa /menuntut orang tua (minta duit , hp atau motor umumnya dengan ancaman , apalagi kalau orang tuanya nggak mampu)

sama orang tua yang diatas saja berani apalagi sama kamu yang nanti jadi makmum.

Aku nggak mau seperti itu , aku paham rasanya digituin.

aku juga nggak mau kalau nanti kamu pacaran denganku

kamu jadi turun prestasinya

walau rencananya , aku pengennya sih

kita sholat bareng2

kita belajar bareng

saling bantu kalau ada masalah dan

saling mengingatkan kalau kita melakukan kesalahan

tapi pacaran seperti itu , secara saat ini itu terbilang "membosankan"

bicara soal pacaran zaman sekarang yang cenderung "pra rumah tangga" (berlaku berhubungan suami istri)

aku nggak mau (melakukan) itu

betapa jahatnya aku jika begitu

-aku rebut keperawananmu secara tidak hormat (apalagi dengan maksa , ancam dan bohong)

-aku ambil kamu dari orang tuamu secara maling

-dan jika putus aku telah buat mu jadi maniac sex

nggak ada jaminan setia dan tanggung jawab di hal ini

Yang ada kemunafikan dan ke egoisan

kasihan orang tua mu , (nggak dianggap ada)

kasihan kamu nya (kemungkinan jadi pelacur keranjingan sex)

kasihan suamimu nanti ,

kasihan anakmu nanti ,

betapa memalukannya kasus ini

belum lagi jika dari hubungan gelap itu kamu hamil

belum tentu pacarmu tanggung jawab (dia bisa lari tapi kamu?)

dia bisa ancam kamu untuk menggugur kannya

dia bisa bunuh kamu agar dia merasa bebas dari beban

belum lagi cibiran dari masyarakat(lingkunganmu)

apakah yang seperti itu yang dinamakan arti cinta ? Tidak , tidak seperti itu.

Cinta sejati tidak melihat dari fisik (maaf , toket atau apalah)

tapi kalau alasannya kamu baik , pintar dan sholehah , its okelah.

Cinta sejati Tidak melihat dari harta , tahta kecakapan fisik semata ? Saya nggak jamin bakalan awet , sesuai dengan nilai niat itu yang juga nggak permanen.

Begitu itu semua hilang , ya cintanya ikut hilang.

Itulah cinta dunia jika niatnya soal itu.

Itu mutlak tidak tulus.

Wajarlah kalau kasus perceraian tinggi

secuil hal dari pertimbangannya gak ada

tak menghormati mertua lah (kamu dianggap bukan amanah dan tak ada pemiliknya , ortumu)

nggak mikirin anak.

Kecuali jika kasusnya cerai mati.

jauh yang aku takutkan soal pacaran adalah ketidak tahanan (secara nggak ada ikatan resmi , yang resmi aja bisa ending dalam perjalanan apalagi yang cuman pacaran).

yang ditakutkan lainnya adalah ada yang nggak terima , jika aku pacaran denganmu ada yang nggak seneng/sirik.  tak ada hukum perlindungannya . jika terjadi pembunuhan atau apalah.

takut mengecewakanmu dan orang tuamu , kupaham jika jadi kamu dan ortumu jika dalam kondisi yang menyebalkan (hamil,dianiaya atau ditinggal pergi seenaknya).

bicara soal orang yang pacaran , kemudian putus lalu belum lama putus udah jadian lagi , kayaknya kok cinta itu sifatnya GAMPANGAN banget ya cenderung Murahan.

dengan seenaknya putus-nyambung.

Soal Pacaran di zaman ini menurutku hanya sekedar untuk tidak dianggap jomblo (Takut dibully).
Kalo gitu niatnya mah , udah jelas gak ada ketulusan , hanya sekadar pengganjal kekosongan , mungkin juga Popularitas Semata (Kayak Seleb Kacangan).

Dan Anehnya para orang tua banyak juga yang mengizinkan (Bukan soal apa tapi , mereka mengizinkan karna takut anaknya nggak laku , Kan ANEH INI alasannya).  Saranku : Tenang aja Ibu Bapak , nggak usah khawatir amatlah soal itu.

Belum lagi soal banyak postingan (IKLAN , MEME dan Lainnya) yang sifatnya cukup menggoyang jiwa Anak Pelajar atau Remaja yang Lemah agar tidak jomblo (Pacaran Seperti sebuah Kewajiban).
Belum lagi soal postingan SEX BEBAS (di MEME anonim , Bocah pamer nggak tau diri , UMUMNYA SOAL "MALAM MINGGU , yang Jomblo FAP-FAP) kurang lebih begitulah bahasanya.

semakin membuktikan bahwa telah rendahnya moral dan keimanan para Anak yang begitu mudahnya dijatuhkan oleh MEDIA EFFECT (Sinetron , Iklan , Meme) dan Faktor Lingkungan.

dan Imam Bodong (Ahli agama , Jadi-jadian yang menyesatkan).

yang terlewatkan dari pacaran adalah , orang pacaran di kamar berduaan (Bukan Suami Istri Pastinya) , dan orang tuanya ada?? , kok diam aja sih ?? emang nggak tau ya apa yang terjadi sebenarnya di dalam kamar. NAH LO!!!

Belum lagi soal orang tua yang saya katakan bodoh atau nggak mikir hah?? mengizinkan anaknya pergi ke mana tau (Puncak dengan gerombolan temannya yang ..........) di sana , di villa gerombolan orang yang bukan muhrim Laki-Perempuan tanpa pendamping (Guru saat Plesiran Contohnya , itupun juga kejadian mesum bisa terjadi kala hari mulai malam). Ngapain Coba??? #MikirKeras

Ada pengawas aja masih bisa kejadian , apalagi tanpa pengawas???
Dibutuhkan Perlindungan soal pacaran yang lebih banyak negatifnya , siapa yang harus bertanggung jawab , ya orang tuanya (Bapak-Ibu Kandung , Kakak , wali) dan Gurunya (Ortu di sekolah , khususnya dengan kasus kalau pacaran terjadi mayoritas di lingkungan sekolah).

Nggak tau dah mau nulis apalagi kelanjutannya, capek saya nulisnya.ini juga sifatnya masih mentahan. belom diudek-godok-masak lagi.

BERHATI-HATILAH.

Sekian dari saya , wasalam

ttd

Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun