Mohon tunggu...
Deria Pradana
Deria Pradana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Solusi Pencegahan "Black Campaign" di Tahun Politik

8 Januari 2019   20:27 Diperbarui: 8 Januari 2019   20:33 4374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses komunikasi politik tidak lepas dari pembentukan opini publik untuk mendukung komunikator yang sedang mencanangkan tindakan politik tertentu. Komunikator politik memerlukan kampanye untuk membentuk personal branding dan organizational branding berkaitan dengan kebijakan dan program yang ditunjukkan kepada khalayak sebagai target kampanye.

Atas dasar pemikiran tersebut, semua proses politik yang melibatkan dan membutuhkan dukungan khalayak memerlukan kampanye agar khalayak menjadi bagian dari proses komunikasi politik yang sekaligus meningkatkan elektabilitas di mata khalayak (Wahid, 2016:163).

Menurut Wikipedia, Kampanye politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. Kampanye merupakan salah satu bagian penting dalam komunikasi politik. Menurut Dan Nimmo, kampanye adalah upaya untuk mempropagandakan pemberi suara potensial (Wahid, 2016: 164).

Kampanye politik merupakan proses transformasi informasi dalam beragam bentuk pesan politik kepada khalayak melalui saluran dan media komunikasi tertentu untuk memengaruhi serta menciptakan opini publik. Kampanye politik juga merupakan sebuah upaya terorganisasi yang bertujuan memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih (Wahid: 2016: 164).

Kampanye politik bukanlah tindakan politik yang kecil, melainkan sebuah tindakat politik yang membutuhkan perencanaan, sumber daya manusia, pembiayaan, serta melibatkan banyak dengan tingkat ketegangan dan konflik kerja yang tinggi. Para politikus membutuhkan komunikator profesional sebagai stage manager yang mampu mengatur jalannya kampanye, memberi isi naskah pidato, membuat agenda dan daftar pertanyaan politik kandidat, terlebih pada kampanye politik dalam era demokrasi moderen (Wahid, 2016:167)

Kampanye politik merupakan suatu upaya terorganisasi yang dilakukan oleh suatu kelompok yang bertujuan untuk memersuasi pihak lainnya untuk menerima, memodifikasi, atau menolak ide-ide, sikap, tidakan-tindakan praktis, dan perilaku tertentu (Cangara, 2009:284).

Dalam menyampaikan pesan komunikasi politik pada saat kampanye politik, para komunikator politik melakukan berbagai macam cara agar mampu menarik perhatian para calon pemilih. Ada yang dilakukan dengan cara yang baik, namun ada juga yang dilakukan dengan cara yang tidak baik. Salah satu cara kampanye yang masih dilakukan hingga saat ini Black Campaign atau kampanye hitam yang hingga saat ini masih marak dilakukan oleh satu kubu untuk menyerang kubu lainnya.

Kampanye hitam (Black Campaign) adalah Penggunaan metode rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang tersebar mengenai sasaran kepada para kandidat atau calon kepada masyarakat agar menimbulkan presepsi yang dianggap tidak etis terutama dalam hal kebijakan publik. Komunikasi ini diusahakan agar menimbulkan fenomena sikap resistensi dari para pemilih.

Kampanye hitam umumnya dapat dilakukan oleh kandidat atau calon bahkan pihak lain secara efisien karena kekurangan sumber daya yang kuat untuk menyerang salah satu kandidat atau calon lain dengan bermain pada permainan emosi para pemilih agar pada akhirnya dapat meninggalkan kandidat atau calon pilihannya.

Secara umum yang disebut dengan kampanye hitam adalah menghina, memfitnah, mengadu domba, menghasut, atau menyebarkan berita bohong yang dilakukan oleh seorang calon/ sekelompok orang/ partai politik/ pendukung seorang calon, terhadap lawan mereka.

Kampanye hitam menjurus kepada fitnah dan kebogongan kepada lawan politik. Meskipun kampanye hitam ini dilarang dalam Undang-Undang, namun faktanya hal ini masih cukup sering dilakukan oleh pihak-pihak tertetu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun