Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kenangan Nonton Konser Korn yang Bikin Saya Nyaris Pingsan

7 November 2022   01:56 Diperbarui: 7 November 2022   15:59 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiket konser yang masih disimpan si B, punya saya sudah hilang entah ke mana (foto milik si B)

Melihat berita tentang perayaan Halloween yang berujung tragedi di Korea Selatan, saya jadi teringat sebuah kejadian hampir sama yang menimpa saya meski tidak begitu parah. 

Saat itu tahun 2004 ketika band Nu Metal asal Amerika Serikat Korn menggelar konser di Jakarta. Saya masih kuliah waktu itu dan lagi giat-giatnya cari pertunjukan musik buat ditonton. 

Ketika si doi, sebut saja si B, yang penganut classic rock mengajak nonton band penyabet Grammy Awards 2003 untuk kategori Best Metal Performance ini, saya langsung iyain karena penasaran ingin merasakan langsung getar-getar genre Nu Metal sekaligus untuk refreshing. 

Awalnya orang tua saya khawatir jika bakal rusuh seperti konser Metallica di Lebak Bulus pada April 1993 sila,  tapi akhirnya setelah saya yakinkan, mama yang berdarah Betawi-Garut dan papa yang asli Solo akhirnya kasih izin juga. Saya tidak membawa tustel dan handphone demi menghindari copet.

Pada hari H tanggal 5 Februari, setelah kuliah kelar jam empat sore, B menjemput di kampus lalu kami langsung meluncur ke lokasi menumpang taksi. 

Menurut jadwal, konser akan dimulai pukul tujuh malam (kalau nggak ngaret). Jika dilihat, kami masih memiliki banyak waktu tapi saya maunya sampai di sana lebih awal agar bisa antri di deretan paling depan sehingga ketika pintu masuk dibuka saya bisa langsung melesat mengambil posisi di pagar depan panggung. 

Tiket yang kami beli memanglah untuk Festival Depan, masing-masing seharga dua ratus ribu rupiah yang sudah pasti bakal berdiri di area depan, tapi saya maunya di bagian depan yang depannya depan banget. 

Saking nggak sabarnya, saya malas untuk mengisi perut terlebih dahulu, padahal warteg di depan kampus bertebaran, harusnya saya makan dulu di sana tapi saking kepengen berada di depan akhirnya urusan perut ditaruh di belakang. 

Ke tempat konser pun saya masih harus membawa-bawa tas kuliah, tas gemblok yang sudah tertempeli debu-debu waktu yang kebetulan hari itu berat banget. 

Tiba cepat tanpa hambatan, ternyata Arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran yang menjadi lokasi konser saat itu belum begitu ramai, saya pun berhasil ambil posisi merapat ke depan gerbang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun