Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu-ibu biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pramugari, di Balik Senyum dan Anggunnya Seragam

10 April 2019   04:33 Diperbarui: 10 April 2019   13:36 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flight terakhir sebelum resign. Membelakangi si montok favorit saya, Airbus A380 setelah landing di bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis (foto : dok. Derby Asmaningrum)

Dewan ICAO mengadopsi standar dan merekomendasikan praktik mengenai penerbangan, pencegahan gangguan campur tangan yang ilegal, dan pemberian kemudahan prosedur lintas negara untuk penerbangan sipil internasional (Wikipedia).

Iseng-iseng berhadiah
Sejak jaman dahulu kala, tidak pernah terlintas dalam benak ini untuk menjadi seorang pramugari namun saya sudah sangat kenal dengan dunia penerbangan berkat Papa saya yang seorang teknisi senior maskapai Merpati Nusantara Airlines (sebelum perusahaan ini gulung tikar) dan kini bekerja untuk Trigana Air Service serta kerap pula diminta untuk mengajar para pilot.

Waktu saya kecil Beliau sering sekali membawa saya ke area anjungan di bandara Soekarno-Hatta dan kami akan berada di sana berjam-jam untuk sekedar menyaksikan pesawat-pesawat yang tengah berseliweran.

Semua berawal dari keisengan saya menjawab lowongan kerja untuk bergabung sebagai awak kabin Singapore Airlines yang saat itu saya ketahui memiliki keunggulan dalam inflight service-nya.

SQ sendiri tidak hanya membuka kesempatan bagi warga Singapura saja. Maskapai tersebut juga membuka lowongan bagi warga negara Indonesia, Malaysia, India, Taiwan, Jepang, Cina, Korea Selatan dan terakhir ketika saya akan resign, mereka mulai membuka lowongan untuk warga negara Thailand dan Filipina.

Ketika itu, mereka mencari calon pramugari asal Indonesia dengan kriteria utama lulusan Sarjana S1 dari segala jurusan dengan kemampuan berbahasa Inggris yang lancar, tinggi minimal 158 cm (seingat saya) dibarengi berat badan yang proporsional.

Saya yang seorang fresh graduate jurusan jurnalistik dan kala itu baru sekitar dua bulan bekerja sebagai wartawan freelance, merasa tergelitik untuk coba-coba melamar ke sana, siapa tahu hasilnya terpetik. Surat lamaran pun akhirnya diketik.

Beberapa bulan kemudian saya diminta untuk menghadiri seleksi calon pramugari di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Selatan. Pada tanggal yang ditentukan, saya datang bak tim sepakbola underdog yang akan bermain tanpa tekanan. Kalau diterima ini akan menjadi rezeki saya, jika tidak pun, itu bukanlah akhir dunia. 

Tes pertama adalah pengukuran tinggi badan. Saya yang memiliki tinggi cuma 165 cm dengan berat 50 kg, ternyata lolos. Pada tes kedua kami diminta untuk melakukan perkenalan diri dalam bahasa Inggris (seluruh tes tertulis dan wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris), saya pun masih diloloskan.

Tes ketiga adalah tes tertulis yang dapat saya lalui dengan lumayan baik sehingga melaju ke tes keempat yaitu wawancara dengan seorang Bapak bule perwakilan dari SQ. Sebetulnya sampai sini saya mandek namun SQ masih memberi kesempatan dengan meloloskan saya ke tahap berikutnya.

Tes kelima yang dilaksanakan di lain hari juga merupakan wawancara yang menghadirkan petinggi-petinggi SQ bagian Cabin Crew Service yang datang langsung dari Singapura disertai beberapa pramugari senior SQ asal Indonesia. Setelah diwawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang intens dan menjebak, saya dinyatakan lolos lalu menuju tes keenam yang merupakan tes terakhir yaitu fitting seragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun