Mohon tunggu...
denny pranolo
denny pranolo Mohon Tunggu... -

Seorang editor di sebuah penerbitan di bandung, seorang penerjemah dan penulis. Seorang penggemar karya sastra yang tidak biasa, dan kadang2 suka narsis sendiri dan seorang Sherlock Holmes maniak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamaran Tanpa Kata

7 Agustus 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya," jawabmu.

Aku tersenyum. Kau pun tersenyum. Mata kita saling bersorak. Bertepuk tangan. Hati kita berteriak gembira.

Sekarang giliran tangan menunaikan tugasnya. Tanganku meraih kotak kecil yang ada di antara kita. Membuka tutupnya dan mengeluarkan isinya. Sebentuk cincin pertunangan. Dan tanganku meraih tanganmu yang mungil. Begitu lembut dan dingin.

Jari tanganmu, pelan tapi pasti, meluruskan dirinya. Tidak satu demi satu tapi bersamaan. Dan tanganku pun melakukan yang harus dilakukannya. Dia memasukkan cincin itu ke jari manis tangan kirimu.

"Indah sekali. Cocok," Begitu kata mataku sementara mulutku sudah tidak sanggup lagi menunaikan tugasnya.

"Iya," balas matamu.

Sementara itu mulut kita hanya mampu tersenyum, karena hanya itu yang bisa dilakukannya dengan tenaganya yang tersisa.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun