Mohon tunggu...
denny pranolo
denny pranolo Mohon Tunggu... -

Seorang editor di sebuah penerbitan di bandung, seorang penerjemah dan penulis. Seorang penggemar karya sastra yang tidak biasa, dan kadang2 suka narsis sendiri dan seorang Sherlock Holmes maniak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamaran Tanpa Kata

7 Agustus 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu lalang orang di sekeliling kita tidak merusak kehidmatan dunia kami. Dunia di mana kata tidak lagi terucap. Dunia di mana mulut tidak lagi berkata-kata. Dunia di mana mata dan hati kami yang berbicara.

Kami duduk berhadapan, mata saling bertatapan, di sebuah outdoor cafe di sebuah mal. Di sekeliling kami orang lewat, berbicara, mengobrol, memainkan handphone-nya, atau saling menikmati keberadaan pasangan dan orang yang dicintainya.

Sementara itu walaupun mulut kami diam, tapi mata kami terus berbicara dari waktu ke waktu.

"Aku cinta padamu," kata mataku.

"Aku juga," balas matamu.

"Semua orang memperhatikan kita," kata mataku lagi.

"Biar. Ini kan tempat umum. Orang boleh melakukan apa saja yang mereka suka," balas matamu lagi.

"Mau sampai kapan kita begini?" tanya mataku.

"Sampai kita puas," jawab matamu.

"Dan kapan kita akan puas?"

Matamu tidak menjawab, tapi mengedip manja. Mataku pun tersenyum. Untuk beberapa saat mata kami tidak berbicara tapi kami saling berusaha memahami kedalaman hati masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun