Hal ini disebabkan karena Anak -- anak kurang tertarik saat guru memberikan kegiatan mengelompokkan benda berdasarkan ukuran, karena media yang digunakan oleh guru kurang menarik dan Kurangnya motivasi guru dalam kegiatan sehingga anak -- anak kurang antusias dan kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Dari uraian diatas, peneliti harus mencoba membuat anak -- anak antusias dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran yang bervariasi dan inovatif dalam pengembangan pembelajaran kognitif.Â
Dalam pendidikan anak usia dini, pendidikan ditekankan pada pemberian materi berdasarkan sesuatu yang nyata dan layak bagi anak prasekolah. Metode pengembangan yang digunakan penuh dengan inspirasi sehingga memperkenalkan anak terhadap suatu dimensi baru dengan cara yang menyenangkan.Â
Belajar untuk belajar merupakan suatu kecakapan yang dapat diperolah dan dapat diajarkan ketika anak masih kecil. Kemampuan tersebut harus dikembangkan jika menginginkan anak menjadi individu yang cerdas dan berpikir kreatif dalam masa kehidupannya. Pendidikan masa usia dini harus mengembangkan kemampuan bertindak secara kreatif.Â
Oleh karena itu peneliti (Guru) harus memiliki kemampuan yang memadai dan tersedianya fasilitas (sarana, prasarana, alat bermain) yang memadai agar anak dapat bermain atau melakukan aktivitas secara maksimal.
Kajian pustaka :
Menurut Gardner dalam Yuliani (2011:1.4) kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau kehidupan sehari -- hari.
Piaget (1964) berpendapat, karena manusia secara genetik sama dan mempunyai pengalaman yang hampir sama, mereka dapat diharapkan untuk sungguh-sungguh memperlihatkan keseragaman dalam perkembangan kognitif mereka.Â
Oleh karena itu, dia mengembangkan empat tahap tingkatan perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-kanak sampai remaja, yaitu sensori motor (0-2 tahun) dan praoperasional (2-7 tahun). Yang akan kita bicarakan untuk masa kanak-kanak adalah dua tahap ini lebih dahulu, sedangkan dua tahap yang lain, yaitu operasional konkret (7-11 tahun) dan operasional formal (11-dewasa), akan kita bicarakan pada masa awal pubertas dan masa remaja.
Shamsudin (2002 : 106) menjelaskan secara rinci bahwa pengelompokkan adalah kegiatan menyusun, memilih, mengumpulkan atau memisahkan suatu himpunan benda ke dalam beberapa himpunan yang lebih kecil berdasarkan atribut benda (ukuran, warna, bentuk) sehingga menjadi beberapa himpunan.Â
Senada dengan hal tersebut, Slamet Suyanto (2005:162) mengemukakan bahwa klasifikasi adalah mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok. Untuk matematika bisa berdasarkan ukuran atau bentuknya.