Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Nabi Luth Alaihissalam

18 September 2024   15:06 Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka (para malaikat) berkata, "Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 80)

Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar. (QS. Hud: 81)

"Maka Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras". (QS. Al-Hijr: 73)

"Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Kami selamatkan mereka di waktu sahur." (QS. Al-Qamar: 34)

Menurut Ibnu Katsir, Luth hanya diikuti dua orang putrinya. Tidak ada satupun lelaki dari kaumnya yang bersedia mengikuti beliau.

Tersisa sejumlah pertanyaan: apakah Luth tergolong lanjut usia sebagaimana istrinya disebut sebagai ajuz? Yang jelas dua putri Luth sudah tergolong dewasa, sehingga dapat dipastikan Luth sudah berada di fase usia paruh baya atau menjelang lansia.

Lantas, ke manakah Luth berpindah usai negerinya dihancurkan? Menurut riwayat ahli kitab, Luth pindah ke negeri Zoar. Dalam Qasas Al Ambiya disebutkan nama negeri itu ialah negeri Shu'ar atau Ghaur Zhagar.

Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun