Di Surat An-Naml ayat 54-55 diterangkan bahwa sebenarnya kaum Luth paham bahwa perbuatan mereka itu mungkar, akan tetapi mereka bersikap layaknya orang bodoh.
Tidak terjadi dialog yang berimbang di sini, karena akal pikiran memang dikesampingkan. Jawaban dari pertanyaan Luth adalah pengusiran.
Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, "Usirlah Luth dan keluarganya dari negerimu; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci." (QS. An-Naml: 55)
Selain ancaman pengusiran kaum Luth juga menantang agar diturunkan azab (QS. Al-Ankabut: 29).
Kaum Luth terus mendesak Luth agar menyerahkan tamu-tamunya. Namun Allah jadikan mata mereka buta seketika.
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku." (QS. Al-Qamar: 37)
Dalam buku-buku tafsir dikatakan bahwa yang membocorkan kedatangan tetamu Nabi Luth adalah istrinya sendiri. Seorang wanita yang disebut Allah sebagai 'ajuuz' (wanita tua).
"Kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal." (QS. Asy-Syuara: 170)
"Kecuali seorang perempuan tua (istrinya) yang bersama-sama orang yang tinggal (di kota)." (QS. Ash-Shaffat: 134)
Ibnu Katsir dalam Qasas Al-Ambiya menukil perkataan As-Suhaili bahwa nama istri Nabi Luth adalah Walihah sedangkan istri Nuh (yang juga kafir) bernama Walighah. Keduanya dijadikan Allah sebagai permisalan istri yang kafir dari dua orang nabi: Nuh dan Luth.
Kejadiannya dirinci oleh para ahli tafsir. Ketika rombongan malaikat yang terdiri dari Jibril, Mikail dan Israfil tiba di rumah Luth, Luth segera menutup pintu. Sedangkan kaumnya memaksa masuk. Saat itulah Luth berkata, "Sekiranya aku punya kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung pada tiang yang kuat." Di saat itulah Jibril keluar memukul wajah mereka dengan sayapnya hingga mata mereka menjadi buta.