Sedangkan setelah kalah hujjah dari Musa, Fir'aun berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara."Â (QS. Asy-Syuara (26): 29)
Kaum Nuh alaihissalam juga tidak menunjukkan kemampuan berhujjah. Modal mereka hanya fanatik buta.
Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yagus, Ya'uq dan Nasr." (QS Nuh (71): 23)
Karena kuatir terpengaruh dan tiadanya topangan hujjah, kaum Nuh selalu menutup telinga dari segala ucapan Nuh. Â
"Dan sungguh setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka masukkan anak jari mereka ke telinga dan menutupkan baju ke wajah, tetap berlaku ingkar dan sombong, sesombong-sombongnya." (QS Nuh (71): 7)
Padahal berbagai metode sudah ditempuh oleh Nabi penyabar tersebut. Dengan diam-diam, terang-terangan, dengan memberi janji ampunan dan kesejahteraan duniawi. Berikut adalah isi dakwah Nabi Nuh kepada kaumnya:
Pertama, ajakan beribadah hanya kepada Allah dan mengikuti sunnah beliau.
"Sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Dia ampuni dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) hingga batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, andai saja kalian tahu." (QS. Nuh (71):3-4)
Kedua, himbauan memohon ampun (beristigfar).
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, Sungguh Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia perbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (QS. Nuh (71):10-11-12)
Ketiga, menjelaskan keagungan ciptaan Allah agar timbul rasa kagum mereka kepada-Nya.