Mohon tunggu...
DENY FIRMANSYAH
DENY FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersangatan Cintanya

19 April 2024   06:51 Diperbarui: 19 April 2024   20:14 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.pexels.com

"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman bersangatan cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, saat mereka melihat azab (di hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya." (QS. Al-Baqarah: 165)

Dalam Tafsir Al-Baghawi diterangkan bahwa yang dimaksud 'mencintai tuhan-tuhan tandingan selain Allah' itu ada dua pengertiannya:

Pertama, orang-orang musyrik itu mencintai tuhan-tuhan mereka -patung dan berhala- sebagaimana orang mukmin mencintai Allah. Kedua, orang-orang musyrik mencintai tuhan-tuhan tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Pengertian kedua ini dikutip dari ahli bahasa Al-Zajjaj.

Menurut pengertian kedua, musyrikin masih mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala namun di samping itu mereka cintai pula tuhan-tuhan lain dan cinta mereka dalam hal ini setara dengan cinta mereka kepada Allah.

(Adapun orang-orang beriman bersangatan cintanya kepada Allah) Yakni lebih kuat dan lebih dawam/sinambung dalam cintanya karena mereka murni mencintai Allah (sebagai satu-satunya Ilah). Sedangkan orang musyrik jika mereka menyembah satu berhala, kemudian melihat berhala lain yang dianggapnya lebih baik maka ia hancurkan berhala pertama dan beralih ke yang kedua.

Meski demikian, saat terkena bala' orang musyrik berpaling dari sesembahan mereka dan beralih meminta kepada Allah, sebagaimana Allah Azza Wa Jalla kabarkan tentang mereka: 'Dan jika mereka menumpang bahtera mereka pun berdoa kepada Allah dengan seikhlas-ikhlasnya.' (Al-Ankabut: 65) Sedangkan orang mukmin tidak berpaling dari Allah, baik di saat lapang maupun sempit, senang ataupun sengsara. Demikian Al-Baghawi menukil Qatadah.

Berkata Said bin Jubair: "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla di hari kiamat memerintahkan orang yang membakar dirinya di dunia karena berhala agar masuk ke neraka jahannam bersama berhala-berhala mereka, namun mereka pun tidak memasukinya karena mereka tahu bahwa mereka akan kekal di dalamnya. Kemudian Allah berfirman kepada orang-orang mukmin -sedangkan mereka ada di hadapan orang-orang kafir-"Jika kalian cinta kepada-Ku masuklah ke dalam jahannam!" Maka kaum mukminin pun memasukinya -- kemudian menyerulah seorang penyeru di bawah Arsy: "Adapun orang-orang mukmin bersangatan cintanya kepada Allah" dan dikatakan bahwa Allah berfirman: "Adapun orang-orang mukmin bersangatan cintanya kepada Allah" karena Allah lebih dulu mencintai mereka, maka mereka pun mencintai-Nya. Dan siapa yang dipersaksikan Allah memiliki sifat cinta maka kecintaan Allah itu jauh lebih sempurna. Firman Allah, "Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah."(Al-Maidah: 54)

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alus-Syaikh dalam Fathul Majid menukil perkataan Ibnul Qayyim dan Ibnu Taimiyah bahwa yang dimaksud 'tandingan' di sini adalah tandingan dalam hal cinta dan pengagungan bukan dalam hal penciptaan dan rububiyah.

Artinya, orang musyrik masih mengakui Allah sebagai pencipta, pemberi rezeki dan pengatur alam semesta, akan tetapi mereka menyekutukan Allah dengan yang lain dengan cara mencintai dan mengagungkan sesembahan mereka (patung dan berhala).

Kata 'mahabbah' lebih umum daripada 'mawaddah'. Kata yang terakhir ini biasanya ditujukan kepada sesama manusia. Ada pula kata 'rahima-yarhamu-rahmatan' yang lebih tepat diartikan sebagai belas kasih.

Adapun 'mahabbah' bisa diarahkan kepada Allah, manusia dan juga benda-benda seperti: harta, aktivitas (misalnya jual beli), tempat tinggal dan lain sebagainya.

Dalilnya adalah firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat ke-24,

"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."

Lan tanaalul birra hatta tunfiqu maa tuhibbun 

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali Imran: 92)

Untuk mengetahui kadar kecintaan kepada Allah alat ujinya ialah ittiba' kepada sunnah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31)

Ayat ini disebut 'ayatul mihnah', atau 'ayat penguji'. Dalam ayat dinyatakan dengan gamblang bahwa bukti atau indikator cinta kepada Allah adalah ittiba'-nya seseorang pada sunnah Nabi. Jika tidak ada kecintaan dan ittiba' kepada Nabi maka cintanya pun tertolak.

Dari sini batallah pengakuan cinta suatu kaum yang banyak berbuat bid'ah, kendati mereka mengaku cinta Allah dan cinta Rasul.

Ayat lain bisa menjadi penjelas indikator-indikator lain tentang 'orang yang bersangatan cintanya kepada Allah'. Di antaranya adalah ayat ke-54 dari Surat Al-Ma'idah:

"Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut kepada orang-orang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."

Menurut ayat ini, indikator dicintai dan mencintai Allah ada empat: pertama, lunak, lemah lembut dan berbelas kasih kepada sesama mukminin. Dikatakan sikapnya bagaikan anak kepada orang tuanya, atau budak terhadap majikannya. Kedua, keras terhadap orang kafir, seperti singa terhadap mangsanya. Ketiga, berjihad di jalan Allah dengan jiwa, tenaga, harta dan lisannya. Keempat, tidak takut celaan orang yang suka mencela.

Dalam Fathul Majid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengutip ucapan Abu Bakar Al-Kattani tentang sepuluh cara guna mendapatkan cinta kepada Allah:

Pertama, membaca Al-Qur`an dengan perenungan (tadabbur) dan pemahaman (tafahhum) atas makna dan maksud ayat-ayatnya.

Kedua, taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta'ala dengan amal ibadah yang sunnah setelah yang wajib.

Ketiga, berzikir secara kontinu di setiap keadaan dengan lisan, hati dan amal. Maka, kadar mahabbah yang ia peroleh sesuai dengan kualitas dan kuantitas zikirnya.

Keempat, mendahulukan cinta-Nya dari cintamu sendiri saat datang godaan hawa nafsu.

Kelima, hati yang selalu merenungi dan memikirkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Hatinya berbolak-balik dalam rangka mendalami aspek-aspek asma wa shifat Allah.

Keenam, menyadari sedalam-dalamnya segala kebaikan dan kenikmatan dari Allah yang lahir maupun yang batin.

Ketujuh, dan ini yang paling menakjubkan, yaitu remuk redamnya hati di hadapan-Nya.

Kedelapan, ber-khalwat (menyepi) di waktu nuzulnya Ilahi (sepertiga malam terakhir), membaca kitab-Nya, dan menutupnya dengan istighfar dan taubat.

Kesembilan, duduk bersama para pencinta yang jujur (al-muhibbin ash-shaadiqin), memetik faidah dari ucapan-ucapan mereka, tidak berbicara kecuali jika maslahatnya jelas bagi diri dan orang lain.

Kesepuluh, menjauhi sebab-sebab yang menghalangi hatimu dengan Allah Azza Wa Jalla.

Wallahu a'lam bis shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun