Adapun 'mahabbah' bisa diarahkan kepada Allah, manusia dan juga benda-benda seperti: harta, aktivitas (misalnya jual beli), tempat tinggal dan lain sebagainya.
Dalilnya adalah firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat ke-24,
"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
Lan tanaalul birra hatta tunfiqu maa tuhibbunÂ
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali Imran: 92)
Untuk mengetahui kadar kecintaan kepada Allah alat ujinya ialah ittiba' kepada sunnah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
"Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu' Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31)
Ayat ini disebut 'ayatul mihnah', atau 'ayat penguji'. Dalam ayat dinyatakan dengan gamblang bahwa bukti atau indikator cinta kepada Allah adalah ittiba'-nya seseorang pada sunnah Nabi. Jika tidak ada kecintaan dan ittiba' kepada Nabi maka cintanya pun tertolak.
Dari sini batallah pengakuan cinta suatu kaum yang banyak berbuat bid'ah, kendati mereka mengaku cinta Allah dan cinta Rasul.
Ayat lain bisa menjadi penjelas indikator-indikator lain tentang 'orang yang bersangatan cintanya kepada Allah'. Di antaranya adalah ayat ke-54 dari Surat Al-Ma'idah:
"Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut kepada orang-orang beriman, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."