Lantas mengapa kalian, wahai kaum, yang mampu mendengar, melihat, berbicara, dan bertindak justru tunduk menyembah kepada yang lebih rendah daripada kalian?
Afalaa ta'qiluun
Tidakkah kalian berpikir (menggunakan akal)?
Hati nurani mereka terguncang. Saat mencoba merespon permintaan Ibrahim agar bertanya kepada salah satu patung terbesar mereka mulai menyadari kebodohan mereka, "Sungguh kalian menzalimi diri kalian sendiri!"
Tetapi apa mau dikata, mungkin sudah telanjur gengsi hingga tradisi bodoh itu tetap dibela. Tindakan lateral Ibrahim yang memprovokasi akal pikiran mereka itu dibalas dengan tindakan ekstrem pula: Ibrahim harus dibakar hidup-hidup!
"Bakarlah ia dan bantulah tuhan-tuhan kalian, jika kalian benar-benar hendak bertindak!" (Surat Ibrahim: 68)
Mereka bertahan pada frame of reference dan keyakinan lama. Arti kata 'membantu tuhan-tuhan' itu adalah dalam pengertiannya yang paling harfiah: membantu tuhan-tuhan gagu yang telah hancur berkeping-keping.
Singkat cerita Ibrahim selamat dari pembakaran itu. Api menjadi dingin dan Ibrahim dan Luth selamat berpindah ke negeri Syam yang diberkahi.
Wallahu a'lam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H