Itulah kisah cinta Mamanua, seorang petani yang tinggal di kaki Gunung Tamporok, dengan salah satu bidadari dari surga yang berhasil dia tahan untuk menikah dengannya dan diberi nama Lumalundung.
Cerita Legenda Tumetenden (telaga) itu bersumber dari para leluhur Tou Tonsea, etnik Minahasa Sulawesi Utara. Tentu saja, itu hanyalah mitos atau cerita rakyat belaka. Namun penggambaran tentang keindahan telaga, gunung, hutan, bukit, sungai, pantai, dan lautan beserta isinya itu benar adanya.
Likupang adalah potongan surga kecil yang jatuh ke bumi yang indah dan mempesona namun belum banyak orang yang mengetahuinya.Â
Untuk mengeksplorasi keindahan alam dan bawah laut Likupang, kamu bisa melakukannya dengan cara snorkeling, diving dan trekking.
Ingin melihat bentang alam Likupang, cobalah trekking di Bukit Larata yang menyajikan pemandangan bukit savana dengan padang rumput membentang berpadu dengan hamparan laut lepas yang memanjakan mata. Pemandangan yang sama juga bisa kamu saksikan di Bukit Pulisan dimana kamu bisa menaiki puncak bukit dengan melewati medan yang tak terlalu sulit.
Beranjak dari Bukit Pulisan, kamu bisa menikmati keindahan Pantai Pulisan di bawahnya dengan air laut yang tenang berwarna biru, batuan karang, dan pemandangan laut lepas yang bisa dinikmati sepuasnya.
Likupang juga memiliki Pantai Paal yang disebut sebagai "surga tersembunyi" karena terkenal akan keindahannya. Hamparan pasir putih selembut sutera yang dihentak oleh ombak laut bergradasi biru tosca dan berbalut perbukitan yang eksotis menjadi salah daya tarik pariwisata di North Sulawesi ini.
Bagi kamu pecinta alam bawah laut, pencari spot snorkeling dan diving yang menawan, atau ingin menikmati sunset yang syahdu, datang saja ke Pulau Lihaga dan Pulau Gangga.Â
Biota alam bawah laut di dua pulau ini masih terjaga dan air lautnya pun jernih. Khusus di Pulau Gangga, kamu bisa menikmati dua hal sekaligus dalam satu kali kunjungan, yakni matahari terbit (sunsrise) dan tenggelam (sunset).