Lulusan D3 Desain Grafis POLIMEDIA Jakarta ini berupaya menggambarkan setiap individu dengan dunia mereka sendiri serta adanya jarak untuk menjalin koneksi. Visual mapping menjadi media koneksi antara setiap lukisan yang menggambarkan manusia sebagai makhluk individual yang bergerak atas dasar diri sendiri. Namun pada kondisi tertentu, masing-masing individu saling butuh individu yang lain dalam setiap kehidupannya.
"Seen/Unseen Known/Unknown"
Dengan konsep ruang liminal yang terdiri dari pesawat kertas origami, benang, pasir dan lampu LED, "Seen/Unknown" berupaya merefleksikan pendekatan antropologis dalam interaksi kehidupan manusia. Ruang liminal sendiri ialah tentang bagaimana individu berhadapan, merasakan atau mengalami sesuatu keadaan tidak nyaman atau berada dalam situasi yang asing dan berbeda dari biasanya.
Kevin Nathaniel Christianto Gunawan menyebut trauma pada pesawat menginspirasi karya seni ini. Dalam perspektifnya, yang terlihat sesungguhnya tidak terlihat. Seen/Unknown ditampilkan seolah dalam sebuah taman atau area publik dan dirancang untuk diperlihatkan, dirasakan, dipahami dan dijelaskan dalam berbagai konteks untuk menunjukkan bahwa ruang liminal benar-benar mempengaruhi kondisi mental setiap individu.
Berisikan instalasi tujuh box boneka kertas dan 16 ilustrasi di dalamnya, "An Alterego Minded" menjadi analogi kehidupan sehari-hari dan interaksi antar manusia sebagai fokus utama. Amiiko mencoba merekam keseharian manusia dalam melakukan berbagai aktivitas dan melalui berbagai macam peristiwa.
Terdapat tiga warna dominan yang masing-masing memiliki arti khusus. Warna hitam dan putih melambangkan masa lalu, sementara warna merah menjadi analogi aksentuasi karakter dari setiap cerita. An Alterego Minded dibuat dalam 7 diorama, 7 macam kisah yang mewakili 7 hari dalam 1 minggu. Ada pula karya instalasi si tangan merah yang melambangkan masalah dan intrik yang dihadapi manusia sehari-hari.
Lulusan Universitas Paramadina, Fakultas Falsafah dan Peradaban, Ilmu Komunikasi dan Advertising ini mengatakan, ke-7 dioarama tersebut menggambarkan adanya perubahan suasana hati yang ditimbulkan oleh aktifitas sehari-hari serta hal-hal menarik yang dirasakan dan kemudian terekam sebagai kesan.
Terinspirasi dari transportasi publik Jabodetabek seperti KRL, bus dan angkot-angkot lainnya pada jam sibuk, "Kamu yang mana" menjadi gambaran orang-orang yang selalu memaksakan apapun untuk masuk dengan berbagai cara walau sudah tidak memungkinkan. Karena dikejar-kejar waktu, mereka rela berdesak-desakan tanpa ada rasa mengalah dan saling memaksakan diri terhadap sesamanya. Situasi ini mengakibatkan tumpukan orang di dalamnya dan menjadi pertanyaan: "Kamu yang mana?"