Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Avengers: Infinity War", Penantian Panjang yang Nyaris Sempurna

27 April 2018   10:42 Diperbarui: 27 April 2018   21:44 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Age of Ultron (sumber: www.wired.it)

Dalam Infinty War, Russo Brothers tampaknya tak mau berbasa-basi dan langsung membuka film dengan adegan yang sangat mencekam. Puncak dari opening scene itu adalah kematian salah satu karakter yang sangat memorable dalam Marvel Cinematic Universe (MCU).

The guardians (sumber: www.nerdist.com)
The guardians (sumber: www.nerdist.com)
Setelah itu, tensi film tidak menurun meski juga tidak naik dengan signifikan. Russo Brothers sukses mempertahankan tensi sehingga membuat durasi dua setengah jam terasa begitu cepat. Adegan demi adegan terus mengalir lengkap dengan jokes-jokes ringan khas Marvel.

Sekali lagi, kesuksesan Civil War dimana mengumpulkan para pahlawan yang bertarung satu sama lain dengan sempurna dan proporsional kembali diulang dalam Infinity War. Karakter yang lebih banyak tidak membuat kedua bersaudara ini kelimpungan dalam mempersatukannya. Semua karakter mendapat porsi masing-masing. Meski memang ada 2-3 karakter yang mendapat porsi lebih (tahu kan siapa) setidaknya setiap tokoh kebagian tampil meski perannya kecil.

Contohnya, teenage Groot yang tidak banyak beraksi ternyata memiliki peran vital dalam salah satu scene yang sangat penting. Contoh lain, bagaimana Dr. Bruce Banner hadir dengan "sisi lain"-nya lengkap dengan humor-humornya. Yang sedikit membuat penonton bingung hanyalah perpindahan setiap scene dengan latar berbeda-beda meski tujuannya adalah agar setiap karakter kebagian peran dan menyatukan isi cerita.

Vision (sumber: www.variety.com)
Vision (sumber: www.variety.com)
Thanos. Hhhmmm.. boleh dibilang di film ini dialah sang pemeran utamanya. 90% plot Infinity War memang berpusat pada villain utama yang sudah ditunggu-tunggu oleh fans Marvel. Russo brothers juga sukses menggambarkan Thanos yang bukan sekedar monster ambisius saja tetapi turut mengangkat sisi humanis dan sedikit moralisme dalam dirinya.

Dan akhirnya, selama 149 menit penonton akan disuguhkan sebuah cerita yang mungkin dalam dua dekade lalu hanyalah sebuah mimpi. Bagaimana mengumpulkan para superhero yang bersatu melawan satu musuh, namun sekarang bisa kita nikmati sebagai sebuah karya seni dan tontonan yang menghibur.

Well done Thanos and Russo Brothers.

***

Ups.. sayang sekali review ini belum berakhir. Izinkan saya untuk menyampaikan sedikit uneg-uneg setelah menyaksikan Avengers: Infinity War. Sejujurnya saya kagum pada strategi dan promosi yang gencar dilakukan oleh Marvel. Dengan embel-embel sebagai film puncak dari MCU serta media yang terus menggoreng rumor tentang jalan cerita dari Infinity War turut menjadi promosi terselubung yang sukses.

Salah satu scene (sumber: www.screenrant.com)
Salah satu scene (sumber: www.screenrant.com)
Belum lagi kesotoyan para fanboy dalam menebak-nebak, atau istilah mereka "teori", isi cerita turut menambah hype film ini (dan dengan bangganya menganggap teori mereka keren dan benar). Setelah menonton Infinity War, saya malah berpikir teori para fanboy lebih "keren" daripada "kenyataan" yang saya lihat di layar lebar (terutama menyangkut soal dimana letak soul stone, meski tidak mengecewakan juga sih penggambaran di filmnya).

Ketakutan terbesar saya adalah, bagaimana jika dengan hype yang terlampau over itu Infinty War tampil mengecewakan layaknya Age of Ultron yang busuk. Kenyataannya, seperti yang saya uraikan di atas, Russo Brothers berhasil menebus dosa Whedon. Mulai dari trailer yang "menipu" penonton sampai penonton (yang rajin baca berita) ikut tertipu dengan pernyataan mereka. Salah satunya adalah dengan menyebut Infinty War adalah film yang berdiri sendiri sehingga mereka menghapus embel-embel "Part 1 dan Part 2". Namun kenyataannya? Tanyakan saja pada fans Harry Potter delapan tahun silam, seperti itulah yang juga saya rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun