"Berangkat aja sekarang, saya lagi buru-buru," jawabku.
"Yaudah, lagian hujannya kecil koq. Bentar lagi juga berhenti," tukas si mbak gojek. Entah bermaksud menghibur, sedikit berdoa atau sedang ingin bercanda.
Meski menggunakan buff atau masker dan menggunakan helm, saya bisa melihat bahwa si mbak gojek memang masih belia. Ditambah parasnya pun lumayan cantik (jika dilihat langsung dan juga dari profile picture WhatsApp-nya).Â
Saya cukup kaget melihat tunggangan si mbak gojek. Pikirku, paling dia menggunakan sepeda motor jenis matic. Namun ternyata motor yang ia gunakan adalah Jupiter MX 150 yang bodinya besar dan bertransmisi kopling. Setelah memakai helm, saya sedikit kesulitan naik ke jok belakangnya yang tinggi sehingga harus memegang pundaknya.
"Duh, sorry ya mbak."
Honestly, saya sendiri kurang merasa nyaman jika harus bersentuhan dengan wanita di awal pertemuan selain menjabat tangannya. Namun si mbak gojek merasa tak ada masalah dan langsung mengantar saya ke tempat tujuan.
Tak lama kemudian ia sedikit nyerocos, memastikan lokasi tujuan saya dan lain-lain. Namun derasnya air hujan dan lalu lintas di jalan raya ditambah suaranya yang kecil bagi saya sangat sulit untuk didengar. Ia akhirnya mengambil jalan tikus untuk menghindari kemacetan dan disinilah percakapan dimulai.
"Kak, udah pernah dapet gojek cewek belom?"
"Belum sih, kamu yang pertama malah,"jawabku.
"Hahahahha.. iya sih, sekarang uda banyak koq cewek yang jadi gojek,"seraya tertawa dengan suara yang khas.
"Iya, udah sering lihat juga sih di Grab atau Gojek. Tapi gak pernah dapet, baru kali ini. Hehe.."