Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Psikologi Desain Interior, Ruang Tamu Cermin Jiwa

18 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 26 Agustus 2023   11:59 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desain interior, tak hanya tentang estetika. Ia sejatinya adalah refleksi dari jiwa dan kepribadianmu!

Pernahkah kita melangkah masuk ke sebuah ruang dan seketika merasa nyaman, atau sebaliknya, ingin segera keluar? Nah, mungkin tak disadari, ternyata ruang tamu bisa menjadi cerminan jiwa loh. Kok bisa? Yuk, mari kita ulik lebih dalam!

Dialog Warna dan Ruangan

Wahai sahabat, tahukah bahwa pilihan warna ruangan bisa mempengaruhi suasana hati seseorang? Ya, berdasarkan penelitian psikologi warna, beberapa warna tertentu memiliki efek psikologis. Warna biru, contohnya, dikaitkan dengan ketenangan dan kedamaian. Sebaliknya, warna merah bisa memberikan kesan enerjik dan gairah. Tetapi, ya tetapi, tidak ada patokan pasti dalam pemilihan warna, lho. Sesuai dengan perasaan dan selera masing-masinglah yang jadi acuannya.

Oleh karena itu, cocokkan warna dengan suasana yang ingin dibangkitkan di ruangan. Warna-warna cerah cenderung menciptakan suasana yang ceria dan hidup. Sebaliknya, warna-warna gelap menciptakan suasana yang tenang dan intim. Jadi, yang perlu diingat, tidak ada benar dan salah dalam memilih warna. Asalkan kita bisa merasa nyaman, itulah yang terpenting.

Oh iya, selain warna, elemen lain seperti tekstur dan pola juga bisa mempengaruhi suasana hati. Misalnya, bahan yang kasar seperti kayu atau batu bisa memberikan kesan alami dan hangat. Sementara, bahan yang halus seperti kaca atau metal cenderung memberikan kesan modern dan elegan. Jadi, bermainlah dengan kombinasi yang berbeda-beda!

Furnitur, Bukan Sekadar Tempat Duduk

Beranjak dari warna dan tekstur, kita bergerak ke furnitur. Bukan hanya sekedar alat, furnitur juga mencerminkan kepribadian penghuninya. Misalnya, meja kopi yang penuh dengan buku dan majalah menunjukkan bahwa penghuni rumah itu adalah pecinta bacaan. Sebaliknya, sofa besar dengan bantal berwarna-warni menunjukkan bahwa penghuni rumah itu adalah orang yang senang bersantai dan berkumpul dengan teman atau keluarga.

Namun, ingatlah bahwa furnitur juga harus fungsional. Pilihlah furnitur yang sesuai dengan ukuran ruangan dan kebutuhan. Misalnya, jika ruangan kecil, pilihlah furnitur yang ringkas dan multifungsi. Jika ruangan besar, bisa ditambahkan furnitur tambahan seperti rak buku atau meja kopi untuk mengisi ruangan.

Dan, satu hal lagi, penempatan furnitur juga penting. Misalnya, sofa yang menghadap jendela bisa memberikan suasana yang rileks dan nyaman. Sementara, meja makan yang berada di dekat dapur bisa memudahkan proses penyajian makanan.

Cahaya, Pembawa suasana

Berbicara tentang desain interior, kita tidak boleh lupa tentang pencahayaan. Cahaya bukan hanya berfungsi untuk menerangi ruangan, tetapi juga membentuk suasana. Cahaya alami dari jendela atau atap dapat memberikan suasana yang segar dan hidup. Sementara, lampu dengan cahaya hangat bisa menciptakan suasana yang cozy dan romantis.

Cahaya juga bisa dipakai untuk menonjolkan elemen tertentu di ruangan. Misalnya, lampu spot yang diarahkan ke lukisan di dinding bisa membuat lukisan itu menjadi pusat perhatian. Sebaliknya, lampu dinding dengan cahaya lembut bisa menciptakan suasana yang rileks dan tenang.

Oleh karena itu, bijaksanalah dalam memilih dan menempatkan sumber cahaya. Ingatlah, cahaya yang terlalu terang bisa membuat mata lelah, sementara cahaya yang terlalu redup bisa membuat ruangan terasa suram.

Dekorasi, Hiasan yang Berbicara

Tak lengkap rasanya jika ruangan tanpa dekorasi. Dekorasi adalah hiasan yang bisa mencerminkan gaya dan kepribadian penghuninya. Misalnya, hiasan dinding berupa poster band favorit menunjukkan bahwa penghuni rumah itu adalah pecinta musik. Sebaliknya, rak yang penuh dengan tanaman hias menunjukkan bahwa penghuni rumah itu adalah pecinta alam.

Namun, ingatlah bahwa dekorasi juga harus sesuai dengan tema ruangan. Misalnya, jika tema ruangannya adalah minimalis, pilihlah dekorasi yang simpel dan tidak berlebihan. Sebaliknya, jika tema ruangannya adalah bohemian, bisa ditambahkan dekorasi berupa karpet berwarna-warni atau gorden dengan pola etnik.

Dan, satu hal lagi, dekorasi juga harus mudah dirawat. Misalnya, jika memilih tanaman hias sebagai dekorasi, pastikan bahwa tanaman itu mudah dirawat dan sesuai dengan kondisi ruangan.

Psikologi dalam Pemilihan Aksesori

Mari kita bicara tentang aksesori! Pernah dengar pepatah 'devil is in the details'? Nah, aksesori yang dipilih juga bisa memberi gambaran tentang kepribadian penghuninya. Sebuah vas bunga misalnya, bisa menunjukkan kecintaan seseorang terhadap keindahan alam. Bukan hanya estetika, aksesori juga memiliki nilai fungsional, seperti jam dinding yang memberikan informasi waktu sekaligus menambah keindahan ruangan.

Bermain dengan aksesori tidak selalu berarti harus mahal dan berlebihan. Aksesori sederhana seperti foto-foto kenangan atau suvenir dari tempat yang pernah dikunjungi juga bisa memberikan kehangatan pada ruangan. Yang terpenting, aksesori tersebut memberikan makna dan membawa cerita bagi penghuninya.

Akhir kata, pemilihan aksesori harus selaras dengan keseluruhan desain ruangan. Jangan sampai aksesori tersebut malah mengganggu pandangan dan membuat ruangan terasa berantakan. Ingatlah, dalam hal ini, less is more. Lebih baik sedikit tapi berarti, daripada banyak tapi tidak memiliki nilai.

Ruang Terbuka, Menyambut Energi Positif

Berbicara tentang psikologi desain interior, kita juga perlu membahas tentang konsep ruang terbuka. Dalam ilmu Feng Shui, ruang terbuka dianggap bisa mengalirkan energi positif atau chi. Ruang yang terbuka dan bersih cenderung membuat kita merasa lebih baik dan produktif.

Bukan berarti harus membuang semua barang dan meninggalkan ruangan kosong lho. Ruang terbuka bisa diartikan sebagai ruangan yang terorganisir dengan baik, tidak penuh sesak dengan barang, dan memiliki aliran udara yang baik. Misalnya, dengan memposisikan furnitur sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi jalannya cahaya dan udara.

Pada akhirnya, konsep ruang terbuka ini juga tentang keseimbangan. Seimbangan antara barang dan ruang kosong. Seimbangan antara estetika dan fungsionalitas. Seperti dalam hidup, keseimbangan adalah kunci kebahagiaan dan kenyamanan.

Pertimbangan Lingkungan dalam Desain Interior

Terakhir, tapi tentu saja tidak kalah penting, adalah pertimbangan lingkungan dalam desain interior. Di era yang semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, desain interior juga harus ikut berperan. Misalnya, dengan memilih bahan-bahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tidak hanya itu, mengurangi limbah juga bisa menjadi bagian dari desain interior. Misalnya, dengan mendaur ulang barang-barang lama menjadi barang baru yang fungsional dan estetika. Atau dengan memilih furnitur yang tahan lama dan berkualitas, sehingga tidak perlu sering diganti.

Pada akhirnya, desain interior yang mempertimbangkan lingkungan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga untuk dunia. Seperti pepatah, "Kita tidak mewarisi bumi ini dari leluhur kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita." Jadi, mari kita jaga bumi ini dengan bijak melalui desain interior yang bertanggung jawab.

Harmonisasi, Kunci Desain Interior

Menutup pembicaraan ini, semua elemen desain interior harus bisa berjalan bersama dengan harmonis. Dari warna, tekstur, furnitur, pencahayaan, hingga dekorasi, semua harus bisa saling melengkapi dan menciptakan suasana yang nyaman dan menarik. Seperti dalam sebuah lagu, semua instrumen harus bisa bermain bersama dengan harmonis untuk menciptakan melodi yang indah.

Ingatlah bahwa desain interior bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ruangan yang bisa mempengaruhi perasaan dan suasana hati penghuninya. Jadi, jangan takut untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. Seperti kata pepatah, rumah adalah cermin jiwa, maka ciptakanlah rumah yang mencerminkan jiwa dan kepribadianmu.

Dan satu hal terakhir, jangan lupa untuk selalu bersyukur dan menikmati setiap prosesnya. Karena, desain interior adalah perjalanan, bukan tujuan. Selamat berkreasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun