Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seni Menerima dan Memaafkan: Mengapa Sulit dan Bagaimana Caranya?

23 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 23 Juli 2023   19:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Gus Moretta on Unsplash

Dengan membawa sikap menerima dan memaafkan, kita bisa meraih masa depan yang lebih cerah dan positif. Kita bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis dengan orang-orang di sekitar kita. Dan yang terpenting, kita bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.

Semoga dengan memahami dan mempraktekkan seni menerima dan memaafkan ini, kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bijaksana. Selamat mencoba!

Referensi:

1. Heatherton, T. F., & Wagner, D. D. (2011). Cognitive neuroscience of self-regulation failure. Trends in cognitive sciences, 15(3), 132-139.

2. Luskin, F. (2002). Forgive for good: A proven prescription for health and happiness. Harper Collins.

3. Worthington Jr, E. L., & Scherer, M. (2004). Forgiveness is an emotion-focused coping strategy that can reduce health risks and promote health resilience: Theory, review, and hypotheses. Psychology & Health, 19(3),385-405.

4. Strelan, P., Acton, C., & Patrick, K. (2009). Disappointment and forgiveness. Journal of personality and social psychology, 97(4), 658.

5. Worthington Jr, E. L., Witvliet, C. V. O., Pietrini, P., & Miller, A. J. (2007). Forgiveness, health, and well-being: A review of evidence for emotional versus decisional forgiveness, dispositional forgivingness, and reduced unforgiveness. Journal of Behavioral Medicine, 30(4), 291-302.

6. Toussaint, L., & Webb, J. R. (2005). Theoretical and empirical connections between forgiveness, mental health, and well-being. Handbook of forgiveness, 349-362.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun