Kesimpulannya, mungkin yang perlu kita lakukan bukanlah menghindari 'Impostor Syndrome', tetapi belajar untuk mengelola dan mengambil hikmah dari perasaan tersebut. Dan yang paling penting, belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan apa yang telah kita capai.
Sebuah Catatan Akhir: Kita Bukan Penyamar
Mungkin, ada yang berpikir, "Apakah ini berarti harus puas dengan kemampuan dan pencapaian yang dimiliki sekarang?" Tentu saja tidak. Striving untuk menjadi lebih baik adalah hal yang baik. Namun, jangan sampai menjadi beban atau sumber rasa tidak aman.
Mengakui dan merayakan pencapaian sendiri tidak berarti menjadi complacent atau sombong. Itu adalah bentuk penghargaan kepada diri sendiri atas kerja keras yang telah dilakukan. Jadi, mari kita berhenti merasa seperti penyamar dan mulai mengakui kemampuan dan pencapaian yang telah kita miliki.
Kita bukanlah penyamar dalam cerita hidup kita. Kita adalah pemeran utama, dan sudah saatnya kita berhenti merasa seperti penonton dalam drama hidup kita sendiri.
Referensi:
- Clance, P.R., & Imes, S.A. (1978). The impostor phenomenon in high achieving women: Dynamics and therapeutic intervention. Psychotherapy: Theory, Research, and Practice, 15, 241-247.
- Leary, M. R., Patton, K. M., Orlando, A. E., & Funk, W. W. (2000). The impostor phenomenon: Self-perceptions, reflected appraisals, and interpersonal strategies. Journal of personality, 68(4), 725-756.
- Sakulku, J., & Alexander, J. (2011). The impostor phenomenon. International Journal of Behavioral Science, 6(1), 73-92.
- Bravata, D. M., Watts, S. A., Keefer, A. L., Madhusudhan, D. K., Taylor, K. T., Clark, D. M., ... & Hagg, H. K. (2020). Prevalence, Predictors, and Treatment of Impostor Syndrome: a Systematic Review. Journal of General Internal Medicine, 35(4), 1252-1275.
- Vergauwe, J., Wille, B., Feys, M., De Fruyt, F., & Anseel, F. (2015). Fear of being exposed: The trait-relatedness of the impostor phenomenon and its relevance in the work context. Journal of Business and Psychology, 30(3), 565-581.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H