Sebagai generasi muda, tentunya kita tidak ingin masa depan kita nanti penuh dengan bencana alam, bukan? Oleh karena itu, sudah saatnya kita beraksi untuk menjaga etika lingkungan. Mulai dari diri sendiri, lalu ajak orang-orang di sekitar untuk melakukan hal yang sama supaya masa depan kita nanti lebih baik. Karena pada akhirnya, perubahan besar selalu dimulai dari hal-hal kecil.
Penutup: Jadi, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?
Kembali ke pertanyaan awal: Apakah etika lingkungan yang buruk ini penyebab utama banjir yang sering terjadi? Jika melihat dari penjelasan sebelumnya, jelas bahwa etika lingkungan yang buruk memang berkontribusi besar terhadap terjadinya banjir. Namun, yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa etika lingkungan itu berawal dari sikap dan tindakan kita sendiri.
Maka, dalam konteks ini, kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga etika lingkungan. Tidak hanya pemerintah atau organisasi lingkungan, tapi juga kita sebagai individu. Jadi, marilah kita mulai dari diri sendiri. Mari mulai menjaga etika lingkungan supaya bencana banjir bisa diminimalisir.
Banjir mungkin bukan masalah yang bisa diatasi dalam waktu singkat. Namun, jika kita semua bergerak bersama, yakinlah bahwa perubahan pasti bisa terjadi. Jadi, sudah siap untuk beraksi menjaga etika lingkungan?
Referensi:
- Etika Lingkungan: Teori dan Aplikasi - Risnawaty Situmorang (2019)
- Banjir: Penyebab, Dampak, dan Solusi - Ir. Haris Supranto (2020)
- Pemuda dan Lingkungan: Tantangan dan Harapan - Hadi Susanto (2021)
- Green Environment: Konsep dan Aplikasi - Dini Susilowati (2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H