Mohon tunggu...
Denny Yapari
Denny Yapari Mohon Tunggu... -

Lulusan Sarjana Teknik Elektro (S.T.) dari Institut Teknologi Nasional Bandung, Sarjana Hukum (S.H.) Universitas Yos Soedarso Surabaya, dan Magister Ilmu Hukum (M.H.) Universitas Narotama Surabaya. Ahli Pengadaan Nasional dan Advokat/Konsultan Hukum yang berdomisili di Kota Sorong

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tanggapan Terhadap Video Deddy Corbuzier "Sekolah? Gak Guna!"

3 Juni 2017   19:45 Diperbarui: 3 Juni 2017   20:18 6784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deddy juga membanggakan bisa memberi les anakanya sesuai dengan yang anaknya mau, termasuk beladiri, bahkan diberi les beladiri segala macam, dan menurutnya anaknya relly good karena melakukan yang disuka, saya gak paham anaknya dalam really good dalam kemampuan beladiri atau dalam kondisi really good karena melakukan yang disuka, atau dua-duanya, yang tahu hanya deddy, anaknya dan Allah SWT. Tapi deddy lupa ada jutaan orang tua yang tidak bisa mengabulkan semua keinginan anaknya seperti dia, apakah itu artinya orang tua itu gagal dan tidak sukses? Bagi deddy itu tidak sukses!! Ada orang tua hanya sanggup menyekolahkan anaknya dan anaknya juga merasa itulah yang terbaik, itulah jalan menuju kesuksesan, kenapa? 

Karena orang tuanya merasa sekolah sampai berpendidikan tingggi adalah modal untuk mencapai kesuksesan… apakah itu salah? Ada orang tua yang merasa kurang sukses hidupnya karena tidak sekolah sehingga pada anaknya dia menuntut agar mau sekolah sebagai modal untuk meraih kesuksesan hidup, tidak ada yang salah mengenai itu!! Dan buktinya banyak !! Bahkan menurut wawasan saya Banyak orang yang sukses karena berpendidikan tinggi daripada yang yang sukses tanpa sekolah berpendidikan tinggi seperti deddy corbuzier, kalau benar pendapat deddy harusnya anda melihat disekitar anda banyak pesulap berpenampilan eksentrik!!

Mengenai mata pelajaran yang banyak, saya juga tidak paham mengenai kurikulum, tetapi saya yakin ada maksud dan tujuan baik disana, toh juga disesuaikan dengan jam belajar anak. Tapi saya mau mengcounter gaya pemikiran deddy. Menurut deddy semua anak dituntut harus bisa matematika, biologi, seni rupa bahkan sampai olahraga, padahal guru matematika pasti tidak bisa biologi. Ini kata deddy ya!! Pengalaman saya lain, guru matematika SMA saya bisa mengajar kimia demikian pun sebaliknya. 

Malah waktu SD, saya sekolah di SD Negeri di Sorong, wali kelas saya mengajar hampir semua mata pelajaran, toh hasil UN saya (NEM) masih lumayan bagus lah. Pengalaman orang beda-beda kan! Tapi yang saya tidak paham kenapa kita men judge seorang guru? Guru yang ahli matematika mengajar matematika kan bagus… kenapa dipertanyakan dia bisa biologi atau ngga? Ngga logis!!! sama seperti saya berguru sulap, kalau dikasih deddy corbuzier yang ahli kan saya senang!! Kalau saya dikasih deddy yang lain mungkin malah saya menolak!!

Ada lagi yang saya tidak bisa terima dari perkataan deddy corbuzier, dia bingung kenapa kalau pelajaran agama merah tidak naik kelas. Bagaimana caranya menilai agama seorang anak secara tertulis? Menurut dia kalau kita tidak bisa menjawab ujian agama maka itu artinya agama kita jelek. Ini keliru…

Pelajaran agama di sekolah adalah ilmu pengetahuan, tidak bedanya dengan pelajaran yang lain, hanya saja disesuaikan dengan keyakinan/agama sang anak. Anak beragama Islam ya belajar tentang ajaran Islam, yang dinilai adalah pengetahuan anak atau hasil belajar anak tentang islam, bukan menilai keyakinannya, bukan dinilai cara anak itu beragama, kan seperti itu… apa iya ada guru agama islam yang memberi nilai anak didiknya yang beragama islam sebagai kafir? Sebagai munafik? Sebagai orang alim? Ngga ada yang seperti itu…!!!

Ustadz-ustadz yang lulusan ilmu syariah (baik dari IAIN, STAIN, maupun lulus timur tengah) juga diuji secara tertulis mengenai pengetahuan agamanya tetapi tidak pernah dijadikan dasar untuk menilai keyakinan agamanya kan? Bahkan banyak ustadz-ustadz yang hanya mengajarkan ilmu agama tetapi sukses, terkenal bahkan bisa menghidupi keluarganya lebih dari cukup. Jadi tidak ada yang salah kalau menjadikan agama sebagai mata pelajaran.

Kemudian saya bertambah bingung dengan perkataan deddy bahwa guru olahraga di Indonesia katanya kebanyakan gendut2 dan tidak bisa biologi, sampai dihubungkan dengan penyebab kenapa menteri olah raga indonesia bukan atlet. Ngga habis pikir saya dengan ‘kecerdasan’ Deddy Corbuzier ini.

Guru olehraga SMA saya badannya bagus, jago beladiri, jago main basket, jago renang (yang terakhir saya tahu setelah ketemu beliau di kolam renang setelah saya lulus Kuliah), orangnya supel, menurut saya dia menguasai banyak olahraga tapi tidak pernah sombong… Gak seperti image guru olehraga yang deddy tuduhkan kan? Lagian guru olehraga koq dilarang gendut? Emangnya guru itu atlet yang memang harus menjaga timbangan badannya, apakah guru gendut tidak boleh mengajar olah raga? Ini aturan darimana? Diskriminasi sekali… Kalau guru olahraga tidak bisa pelajaran biologi lalu kenapa? Kita belajar olahraga atau belajar biologi?

Menteri adalah pembantu presiden, hak preogatif presiden untuk memilih siapa menterinya, kalau menterinya bukan atlet harusnya deddy corbuzier menghadap ke Presiden Jokowi lalu menanyakan hal itu, just as simple as that!!

Mengenai anak yang menerima pelajaran banyak, ya itu terkait kurikulum, terkait sekolah dan gurunya, ada alasannya, yang lebih tahu mereka, kenapa kita judge mereka tanpa menanyakan apa tujuannya? Apakah kita lebih ahli dari mereka? Tidak kan!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun