Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

PTM di Simpang Jalan, Pergunu Jabar Ambil Sikap Beri Dukungan

27 Oktober 2021   19:17 Diperbarui: 27 Oktober 2021   19:26 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak - anak bersekolah secara tatap muka di sekolah. Kredit foto: akshayapatra /pixabay

"Bersamaan dengan itu sangatlah tidak salah, bahkan cenderung sangat berbudaya, jika Bapak Mendikbudristek mengingat dan punya keberanian menjalankan budaya, tradisi nusantara yang sudah mengakar, dan terbukti ampuh untuk mencegah bahkan mengobati virus Covid-19." Tegasnya.

Salah satu budaya, tradisi nusantara itu, yang kebetulan menjadi buah karya dari LPPT PERGUNU Jabar, yaitu Jamu tradisi nahdiyin, Jamu AVC.

"Jika saya diberi kewenangan berpendapat, sederhana sekali pendapat saya "tidak salah melirik tradisi Indonesia", "tidak salah jika melirik tradisi nahdiyin", jamu AVC buah karya LPPT PERGUNU yang diijasahi rotibul qubro oleh Habieb Luthfi bib Yahya, yang sangat aman diminum dari mulai bayi, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan yang punya komorbid. Semoga Bapak Mendikbudristek berkenan membuat seluruh stakeholder pendidikan merasa tenang dalam menjalankan PTM dan menjadi solusi untuk mutu pendidikan Indonesia, sehingga bonus demografi bisa benar-benar dinikmati dan disiapkan dari sekarang." Pungkasnya.

Sebelum menutup perbincangan, Gus Saepulloh menambahkan bahwa diperlukan langkah untuk meningkatkan kesadaran kemerdekaan belajar yang sebenarnya. Bonus demografi harus mulai digarap dari sekarang.

"PTM tetap dijalankan, supaya learning loss bisa diminimalisir dengan syarat pemerintah melalui Bapak Mendikbudristek bisa menjamin keselamatan dan kesehatan guru dan siswa; karena yang divaksin itu tidak ada jaminan tidak bisa terinfeksi covid-19 (dalam istilah ilmiah disebut Breakthrough Case), apalagi siswa atau mahasiswa belum divaksin atau belum bisa divaksin". Ujarnya.

Alasan yang sangat masuk akal, apalagi kita sebagai orang tua memperoleh kesimpangsiuran informasi dan fakta di lapangan yang tidak seindah yang disampaikan. Tidak sedikit sekolah yang sudah tatap muka, kembali tutup lagi, dan menyisakan korban covid-19 di kalangan guru yang sudah divaksin, lebih lagi siswa yang belum atau belum bisa divaksin.

"Hal tersebut adalah tanggung jawab pemerintah supaya orang tua, guru, dan stakeholder pendidikan lainnya meyakini dan menjalankan bahwa PTM sangat penting untuk Indonesia, dan PERGUNU mendukung hal tersebut." Pungkasnya.

Semoga saja pandemi ini cepat berlalu, sehingga semua bisa kembali berjalan seiring seirama termasuk dalam hal pendidikan utama PTM yang aman, damai sentosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun